A. PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (kurikulum PAI, 3: 2002).
Menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaramn islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang apada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
Menurut Dr. Armai Arief, M.A pendidkan islam yaitu sebuah
proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya; beriman
dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah
allah di muka bumi, yang bersandar kepada ajaran Al-quran dan Sunnah, maka
tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insane-insan kamil setelah proses
berakhir.
B. TUJUAN DAM FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
a. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan islam merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan, rasanya penulis perlu mengutif ungkapan breiter, bahwa pendidikan
adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidika anak berarti bertindak dengan
tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang secarah utuh.
Pendidikan agama islam di sekolah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang
agama islam sehingga menjadi manusia muslimyang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Secara umum, tujuan pendidikan agama islam terbagi kepada:
tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir, dan tujuan operasional, tujuan
umum adalah tujuan yang akan dicapai denagan semua kegiatan pendidikan baik
dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang
akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang
direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang
dikehendaki agar peserta didik manusia-manusia yang sempurna (insane kamil).
Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan agama islam dalam perspektif para ulama
muslim.
Menurut abdul rahman shaleh mengatakan mengatakan bahwa
pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah
swt, sekurang-kurangnya mempersiapklan diri kepada tujuan akhir, yakni beriman
kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepadanya.
Menurut Imam Al-Gazali mengatakan ada dua tujuan utama
yakni, membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada
Allah swt. Dan membentuk insane purna untuk memperoleh kebahagiaan dunia maupun
akhirat.
Menurut Hasan Lagulung dalan bukunya asas-asas pendidikan
islam, hasan lagulung mnjelaskan, bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan
dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan hidup untuk menjawab
persoalan, untuk apa kita hidup yakni semata-mata hanya untuk menyembah kepada
Allah swt.
Dari beberapa pendapat diatas tujuan pendidikan islam dapat
disimpulkan bahwa tujuan pendidikan islam adalah sesuatu yang diharapkan
tercapai setelah proses pendidikan berakhir. Tujuan ini diklasifikan kepada:
tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional.
Banyak sekali konsep dan teori tujuan pendidikan islam yang
telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan, baik pada zaman klazik,
pertengahan maupun dewasa ini. Namun dapat difahami, bahwa beragamnya konsep
dan teori tujuan pendidikan agama islam tersebut merupakan bukti adanya usaha
dari para intelektual muslim dan masyarakat muslim umumnya untuk menciptakan
suatu system pendidikan yang baik bagi masyarakatnya. Namun demikian
berkembangnya pemikiran tentang tujuan pendidikan islam tidak pernah melenceng
dari prinsip dasar yang menjadi asas berpijak dalam pengembangan tujuan
pendidikan yang dimaksud.
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacuh pada penanaman nilai-nilai islam dan tidak
dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai
ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang
kemudian akan mampu membuahkan kebaikan diakhirat kelak.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah Abdul
Majid, dan Dian Andayani, dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompotensi, yakni sebagai berikut:
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan di lakukan oleh
setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar
keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagian hidup didunia dan di akhirat.
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
system dan fungsional.
Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembangsecara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
C. PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
a. Pendidikan Agama dalam Lingkup Pendidikan Nasional
Kita sebagai warga Negara Indonesia yang beriman dan
bertakwa, patriotic (cinta tana air) menjadikan falsafah pancasila sebagai
pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat. Sepakat bahwa pendidikana gama
(khususnya islam) harus kita sukseskan dalam pelaksanaan pada semua jenis,
jenjang, dan jalurnya. Sesuai dan sejalan dengan aspirasi bangsa seperti telah
digariskan dalam tap-tap MPR, dan undang-undang telah menjabarkan aspirasi
tersebut yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan oleh presiden. Sehingga
menjadi dasar yuridis nasional kita mengikat seluruh warga Negara Indonesia ke
dalam satu system pendidikan nasional.
Permasalahan yang perlu kita bahas adalah bagaimana cara
pelaksanaannya agar pendidikan agama kita lebih berguna dalam mewujudkan
generasi bangsa yang berkualitas unggul, lahiriah, dan batiniah. Berkemampuan
tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah serta berbobot dalam perilaku amaliah
dan muamalah. Sehingga survive dalam arus dinamika perubahan sosial budaya pada
masa hidupnya. Ketahanan mental sprtitual dan fisik berkat pendidikan agama
kita benar-benar berfungsi efektif bagi kehidupan generasi bangsa dari waktu
kewaktu.
Idealitas tersebut baru dapat terlakasana dengan tepat
sasaran jika kita mampu melaksanakan strategi dasar yang berwawan jauh kemasa
depan kehidupan bangsa, kehidupan yang dihadapkan kepada kemajuan ilmu dan
teknologi canggih yang semakin sekularistik arahnya.
Orientasi pendidikan agama islam ialah pendidikan ini secara
tidak langsung mengharuskan kita untuk menyelenggarakan proses pendidikan
nasional yang konsisten dan secara integralistik menuju kearah pencapaian
tujuan akhir. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas unggul
yang berkembang dan tumbuh di atas pola kehidupan yang seimbang antara lahiriah
dan batiniah, antara jasmania dan rohaniah atau antara kehidupan mental
spiritual dan fisik material. Dalam bahasa islam, membentuk insan kamil yang
secara homeostatic dapat mengembangkan dirinya dalam pola kehidupan yang
kahasanah fiddunnya dan khasanah fil akhirat terhindar dari siksaan api neraka,
secara simultan tidak terpisah-pisah antara kedua unsurnya.
Jalan menuju ketujuan itu, tidak lain adalah melalui proses
pendidikan yang berorientasi kepada hubungan tiga arah yaitu hubungan anak
didik dengan tuhannya, dengan masyarakat dan dengan alam sekitarnya.
Hubungan dengan tuhannya menghendaki adanya konsepsi
ketuhanan yang telah mapan dan secara pasti dijabarkan dalam bentuk norma-norma
ubudiyah mahdzab yang awajib ditaati oleh anak didik secara syar’i.
Hubungan dengan masyarakatnya memerlukan adanya
aturan-aturan dan norma-norma yang mengarahkan proses hubungan antar sesame
manusia bersifat lentur dalam komfigurasi rentangan tata nilainya, tapi tidak
melanggar atau merusak prinsif-prinsif dasarnya yang absolute, dalam arti tidak
cultural relativistik. Seluruh lapangan hidup manusia adalah merupakan arena di
mana hubungan sosial dan inter personal terjadi sepanjang hayat, termasuk
lapangan hidup iptek.
Hubungan dengan alam sekitar menurut adanya kaida-kaida yang
mengatur dan mengarahkan kegiatan manusia didik dengan bekal ipteknya dalam
penggalian, pemanfaatan, dan pengolahan kekayaan yang menyejahterahkan
kesadaran terhadap bahaya arus balik sanksi alam, akibat pengurasan
habis-habisan terhadap kekayaan alam melebihikapasitas alamiahnya.
b. Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum
Pendidikan secara kulturan pada umumnya berada dalam lingkup
peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang
bernaksud mengankat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang
dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of
values.
Dalam konteks ini secara jelas juga menjadi sasaran
jangkauan pendidikan islam, merupakan bagian dari system pendidikan nasional,
sekalipun dalam kehidupan bangsa Indonesia tampak sekali eksistensinya secara
cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha untuk mengambil peran yang
kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap saja tidak mampu
menyamai pendidikan umumn yang ada dengan otonomi dan dukungan yang lebih luas,
dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan
islam memiliki transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya
disbanding dengan pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan
serupa. Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan islam untuk
mengembangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik
aspek intelektual, imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta kepribadian. Karena
itulah pendidikan islam memiliki beban yang multi paradigm, sebab berusaha
memadukan unsure profane dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan membuka
kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan
manusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya
saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat
dipisahkan, karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam
membangun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan.
Proses pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga,
lebih penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu pengetahuan yang
utuh, sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan yang diperlukan.
c. Pendidikan Agama Dilembaga Sekolah
Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha
esa sebagai karsa sila pertama pancasila, tidak dapat terwujud secara
tiba-tiba. Manusia beriman dan bertaqwa terbentukmelakukan proses kehidupan dan
proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses
pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia baik dilingkungan keluarga, di
lingkungan sekolah dan di masyarakat.
Keimanan dan ketakwaan tidaklah dapat terwujud tampa agama.
Hanya agamalah yang dapat menuntun manusia menjadi manusia yang bertaqwa
terhadap tuhan yang maha Esa. Hal ini tertuang dengan jelas dalam tujuan
pendidikan nasional, mempunyai makna yang dalam bagi pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Manusia taqwa adalah manusia yang secara optimal menghayati
dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan masyarakat. Menghayalkan agama itu
juga dibina dan dituntun sendiri mungkin melalui proses pendidikan yang juga
diperankan oleh pendidikan agama dalam hubungan ini pendidikan agama berfungsi
sebagai usaha membina kehidupan beragama melalui pendidikan disinilah letak
fungsi yang dijalankan pendidikan agama dalam pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Lebih lanjut dapatlah diungkapkan bahwa dalam rangka
pembangunan manusia seutuhnya (insane pancasila) dan masyarakat Indonesia
seluruhnya (masyarakat pancasila), maka pendidikan agama berfungsi:
Dalam aspek individual adalah untuk membentuk manusia yang
percaya dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa.
Mebina warganegara Indonesia menjadi warga Negara yang baik
sekaligus ummat yang taat menjalankan agamanya.
d. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik
Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang
tidak berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan
hidupnya di dunia ini.
Maha bijak sana Allah swt yang telah menganugrahkan rasa
kasih saying kepada semua ibu dan bapak untuk memelihara anaknya dengan baik
tampa mengharapkan imbalan.
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia
anugrahi oleh Allah swt pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk
menerima ilmu pengetahuan, memiliki keterampilandan mendapatkan sikap tertentu
melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai
pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak manusia
tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan tingkah lakunya.
Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan
jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si
anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama.
Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan
salah satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama islam
untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya
itu, jelaslah bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk
manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul karimah) berdasarkan
pada ajaran agama islam.
Oleh karena itu, pendidikan islam sangat penting sebab
dengan pendidikan islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan
mendidik anak diarahkan kepada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu
membentuk kepribadian yang utama yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil,
sebab pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk
pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah Drajat bahwa:
“pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan
latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional,
pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting. Oleh
karena itu pendidikan agama islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam kurikulum
nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD sampai dengan
perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
No comments:
Post a Comment