Pages

Monday 14 December 2015

MACAM MACAM PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERORANGAN

Dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perus ahaan. Tidak ada pemisahan modal antara kekayaan pribadi dan kekayaan perusahaan.




Kebaikan :

· Pemilik bebas mengambil keputusan
· Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
· Rahasia perus ahaan terjamin
· Pemilik lebih giat berusaha

Keburukan :

· Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
· Sumber keuangan perus ahaan terbatas
· Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
· Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan manajemen
· menjadi kompleks
FIRMA
Persekutuan antara dua orang atau lebih dengan bersama untuk melaksanak an usaha, umumnya dibentuk oleh orang-orang yang memiliki Keahlian sama atau seprofesi dengan tanggungjawab masing-masing anggota tidak terbatas, laba ataupun kerugian akan ditanggung bersama.

Kebaikan :

· Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para anggota
· Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Ak ta atau tidak memerlukan Akta Pendirian
· Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi
Keburukan :

· Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
· Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya
· Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
.
PERSEROAN KOMANDITER (CV)

Bentuk Badan Usaha CV adalah bentuk perusahaan kedua setelah PT yang paling banyak digunakan para pelaku bisnis untuk menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Namun tidak semua bidang usaha dapat dijalankan Perseroan Komanditer (CV), hal ini mengingat adanya beberapa bidang usaha tertentu yang diatur secara khusus dan hanya dapat dilakukan oleh badan usaha Perseroan Terbatas (PT).
Perseroan Komanditer adalah bentuk perjanjian kerjasama berusaha bers ama antara 2 (dua) orang atau dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN yang dibuat dihadapan NOTARIS yang berwenang. Para pendiri perseroan komanditer terdiri dari PESERO AKTIF dan PERSERO PASIF yang membedakan adalah tanggungjawabnya dalam perseroan.
Persero Aktif yaitu orang yang aktif menjalankan dan mengelola perusahaan termasuk bertanggung jawab secara penuh atas kekayaan pribadinya. Persero Pasif yaitu orang yang hanya bertanggung jawab sebatas uang yang disetor saja kedalam perusahaan tanpa melibatkan harta dan kekayaan peribadinya.

Kebaikan :

· Kemampuan manajemen lebih besar
· Proses pendirianya relatif mudah
· Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar
· Mudah memperoleh kredit
Keburukan :

· Sebagian sekutu yang menjadi Persero Aktif memiliki tanggung tidak terbatas
· Sulit menarik kembali modal
· Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

PERSEROAN TERBATAS (PT)

Bentuk badan usaha PT adalah bentuk perusahaan yang paling populer dalam bisnis dan paling banyak digunakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usaha diberbagai bidang. Selain memiliki landasan huk um yang jelas seperti yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PERSEROAN TERBATAS bentuk PT ini juga dirasakan lebih menjaga keamanan para pemegang saham/pemilik modal dalam berusaha.

Sama halnya dengan CV pendirian PT juga dilakukan minimal oleh 2 (dua) orang atau lebih, karena sistem hukum di Indonesia menganggap dasar dari perseroan terbatas adalah suatu perjanjian maka pemegang saham dari perseroan terbatas pun minimal haruslah berjumlah 2 (dua) orang, dengan jumlah modal dasar minimum Rp. 50.000.000,-, sedangkan untuk bidang usaha tertentu jumlah modal dapat berbeda seperti yang ditentukan serta berlaku aturan khusus yang mengatur tentang bidang usaha tersebut.

Berdasarkan Jenis Perseroan, maka Perseroan Terbatas (PT) dibagi menjadi :
PT-Non Fasilitas Umum atau PT. Biasa
PT-Fasilitas PMA
PT-Fasilitas PMDN
PT-Persero BUMN
PT-Perbankan
PT-Lembaga Keuangan Non Perbankan
PT-Us aha Khusus

Berdasarkan penanaman modalnya jenis perseroan terbatas dibagi menjadi :
Perseroan Terbatas dalam rangka rangka Penanaman Modal Asing (PT-PMA)
Perseroan Terbatas dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PT-PMDN)
Perseroan Terbatas yang modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PT-SWASTA NASIONAL)
PT-Perseron BUMN,Perseroan Terbatas yang telah go public (PT-Go Public) yaitu perseroan yang sebagian modalnya telah dimiliki Publik dengan jalan membeli saham lewat pasar modal (Capital Market) melalui bursa-bursa saham


Walaupun populer dalam kegiatan bisnis bentuk PT pun memiliki kebaikan dan keburukan antara lain :

Kebaikan :
-Pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
-Mudah mendapatkan tambahan dana/modal misalnya dengan mengeluarkan saham baru
-Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin
-Terdapat efesiensi pengelolaan sumber dana dan efesiensi pimpinan, karena pimpinan dapat diganti sewak tu-waktu melalui Rapat Umum Pemegang Saham
-Kepengurusan perseroan memiliki tanggung jawab yang jelas kepada pemilik atau
pemegang saham.
-Diatur dengan jelas oleh undang-undang perseroan terbatas serta peraturan lain yang mengikat dan melindungi kegiatan perusahaan

Keburukan :
-Merupakan subjek pajak tersendiri dan deviden yang diterima pemegang saham akan dikenak an pajak
-Kurang terjamin rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan kepada pemegang saham
-Proses pendiriannya membutuhkan wak tu lebih lama dan biaya yang lebih besar dari CV
-Proses Pembubaran, Perubahan Anggaran Dasar, Penggabungan dan Pengambilalihan perseroan membutuhk an waktu dan biaya serta persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Sunday 13 December 2015

FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN

Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya dengan pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh tingkat pendapatan, semakin besar pendapatan akan selalu diikuti meningkatnya konsumsi. Jadi, hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat positif (berbanding lurus), atau secara matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C = f (Y).

Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin besar pendapatan, akan semakin besar pula tabungan. Jadi, hubungan antara pendapatan dengan tabungan bersifat positif (berbanding lurus), atau secara matematis fungsi tabungan dapat dinotasikan S = f (Y).

1. Pengertian

Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I.

Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi perseorangan

b. Ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha





Keterangan:
Y = income/pendapatan
C = consumption/konsumen
S = saving/tabungan
I = investment/investasi

Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga berubah. Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut.

1) MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah angka perbandingan antara besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional, sehingga dapat dirumuskan:







ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau perubahan konsumsi
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

2) MPS (Marginal Propencity to Sav) eadalah perbandingan antara bertambahnya tabungan dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.







ΔS = selisih tabungan atau tambahan tabungan atau perubahan tabungan
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan



2. Fungsi Konsumsi

Fungsi konsums iadalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear sebagai berikut.






Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:
- nilai a = harus positif
- nilai b = harus positif

Keterangan:
C = tingkat konsumsi nasional
a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous consumptio(nk onsumsi otonom).
b = MPC yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahlah pengeluaran.
Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:







Di mana Average Propencity to Consum(Ae PC), artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y).

Bila ditulis dengan rumus adalah:





Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point (BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, yang dapat dirumuskan:






Contoh 1:
Diketahui data pendapatan suatu negara beserta konsumsi dan tabungannya sebagai berikut.
a. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besar konsumsi per tahun Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
b. Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besar konsumsi per tahun Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar.
Tentukan:
a. Fungsi konsumsi.
b. Tingkat pendapatan nasional BEP (Break Even Point).
Jawab:







b. Besarnya titik keseimbangan BEP
Tingkat pendapatan BEP adalah tingkat pendapatan di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, atau dapat dikatakan Y = C atau Y – C = 0.







3. Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan sebagai berikut.
Y = C + S
S = Y – C padahal C = a + bY,
sehingga S = Y – (a + bY)
S = Y – a – bY
S = -a + (1 – b) Y
Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.






Contoh 2:
Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1, maka fungsi tabungan dapat ditentukan sebagai berikut.






4. Grafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan





Untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan tabungan terlebih dahulu harus kamu tentukan bahwa sumbu tegak menunjukkan sumbu C dan S (sumbu konsumsi dan tabungan), sedangkan sumbu datar menunjukkan sumbu Y (sumbu pendapatan).

Langkah-langkah untuk menggambar grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yaitu sebagai berikut.
a. Grafik fungsi konsumsi dimulai dari titik a (konsumsi otonom).
b. Grafik fungsi tabungan dimulai dari titik -a.
c. Kemudian kedua titik tersebut ditarik garis lurus dan memotong titik BEP, baik titik BEP yang berada di atas maupun titik BEP yang berada di bawah.

Berdasarkan fungsi konsumsi pada Contoh 1 dan fungsi tabungan pada Contoh 2, akan tampak grafik pada Gambar 6.4.






5. Hubungan antara MPC (Marginal Propencity to Consume) dengan MPS (Marginal Propencity to Save )

Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut.






Contoh:
Berdasarkan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan di atas, dapat ditentukan bahwa:
MPC + MPS = 1
0,75 + 0,25 = 1 (terbukti)



6. Angka Pengganda Pendapatan ( Multiplier)

Angka pengganda pendapatan adalah angka yang menunjukkan perubahan konsumsi dan tabungan karena adanya perubahan pendapatan nasional. Angka pengganda biasa ditulis dengan huruf k dan dirumuskan sebagai berikut.








7. Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Untuk mencari fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, selain yang telah diuraikan di atas, sebenarnya ada cara yang lebih singkat untuk menentukan fungsi tersebut.

a. Untuk menentukan fungsi konsumsi, dapat digunakan rumus berikut ini.






Contoh:
1) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.000 miliar, besarnya konsumsi per tahun Rp950 miliar, sehingga tabungannya Rp50 miliar.
2) Pada tingkat pendapatan nasional per tahun Rp1.200 miliar, besarnya konsumsi per tahun Rp1.100 miliar, sehingga tabungannya Rp100 miliar. Maka fungsi konsumsinya dapat dicari sebagai berikut.






b. Untuk fungsi tabungan, dengan rumus:






Contoh:
Berdasarkan contoh soal pada fungsi konsumsi di atas, maka fungsi tabungan dapat dicari sebagai berikut.







Hal-hal lain yang berhubungan dengan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat kamu simak berikut ini.
a. Menentukan besarnya kenaikan konsumsi atau tambahan konsumsi (ΔC).




b. Menentukan besarnya kenaikan tabungan atau tambahan tabungan (ΔS).



c. Menentukan besarnya kenaikan pendapatan atau tambahan pendapatan (ΔY).



PAJAK

1. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan Q = -P + 25 dan penawarannya Q = P – 1. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 1 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs Q = -P + 25

-P + 25 = P – 1 Q = -13 + 25

-2P = -26 Q0 = 12

P0 = 13 E0 ( 12 , 13 )


b. Harga Keeimbangan setelah Pajak

E1 → Qd = Qs + t Q1 = -P + 25

-P + 25 = P – 1 + 1 Q1 = -12,5 + 25

-2P = -25 Q1 = 12,5

P1 = 12,5 E1 ( 12,5 , 12,5 )


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 12,5 – 13 ) x 12,5

Tk = -6,25

Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 13 – 13,5 ) x 12,5

P’ = Q + 1 Tp = ( -0,5 ) x 12,5

P’ = 12,5 + 1 Tp = -0,625

P’ = 13,5

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = -6,25 + (-0,625)

Tt = -6,875


2. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = -Q2 + 35 dan fungsi penawaran P = Q + 5. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 10 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs

-Q2 + 35 = Q + 5

-Q2 – Q + 35 – 5 = 0

-Q2 – Q + 30 = 0

Q2 + Q – 30 = 0

( Q + 6 ) ( Q – 5 )

Q = -6 ( tidak dipakai karena alasan ekonomis ) dan Q0 = 5

P = -Q2 + 35

P = -(5)2 + 35

P = -25 + 35

P0 = 10

Titik Keseimbangan E0 ( 5 , 10 )

b. Harga Keseimbangan setelah Pajak

Qd = Qs x r

Qd = Qs x ( 1 + 10% )

-Q2 + 35 = ( Q + 5 ) ( 1 + 10%)

-Q2 + 35 = ( Q + 5 ) ( 1,1 )

-Q2 + 35 = 1,1Q + 5,5

-Q2 – 1,1Q + 35 – 5,5 = 0

-Q2 – 1,1Q + 29,5 = 0

Q2 + Q – 29,5 = 0

c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 10,4 – 10 ) x 4,96

Tk = 1,984


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 10 – 5,96 ) x 4,96

P’ = Q + 5 Tp = ( 4,04 ) x 4,96

P’ = 4,96 + 1 Tp = 20,038

P’ = 5,96


Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 1,984 + 20,038

Tt = 22,0222


3. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan Q = -P + 21 dan fungsi penawaran Q = P + 1. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 10 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs Q = -P + 21

-P + 21 = P + 1 Q = -10 + 21

-2P = -20 Q0 = 11

P0 = 10

Titik Keseimbangan E0 ( 11, 10 )

b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x r Q = -P + 21

Qd = Qs x ( 1 + 10% ) Q = -9,47 + 21

-P + 21 = ( P + 1 ) ( 1,1 ) Q1 = 11,53

-P + 21 = 1,1P + 1,1

-2,1P = -19,9

P1 = 9,47

Titik keseimbangan pajak E1 ( 11,53 , 9,47)


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 9,47 – 10 ) x 11,53

Tk = -6,11



Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 10 – 10,53 ) x 11,53

P’ = Q – 1 Tp = ( -0,53 ) x 11,53

P’ = 11,53 – 1 Tp = -6,11

P’ = 10,53


Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = -6,11 – 6,11

Tt = -12, 22


4. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = 12 – Q dan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 3 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = 12 – Q

12 – Q = 3 + 0,5Q P = 12 – 6

-1,5Q = -9 P0 = 6

Q0 = 6

Titik Keseimbangan E0 ( 6 , 6 )


b. Harga Keeimbangan setelah Pajak

E1 → Qd = Qs + t P = 12 – Q

12 – Q = 3 + 0,5Q + 3 P = 12 – 4

-1,5Q = -6 P1 = 8

Q1 = 4

Titik Keseimbangan E1 ( 4 , 8 )


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 8 – 6 ) x 4

Tk = 8

Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 6 – 5 ) x 4

P’ = 3 + 0,5Q Tp = 4

P’ = 3 + 0,5 (4)

P’ = 5

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 8 + 4 Tt = 12

5. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = 12 – Q dan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 25 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = 12 – Q

12 – Q = 3 + 0,5Q P = 12 – 6

-1,5Q = -9 P0 = 6

Q0 = 6

Titik Keseimbangan E0 ( 6 , 6 )


b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x r P = 12 – Q

Qd = Qs x ( 1 + 25% ) P = 12 – 5, 08

12 – Q = ( 3 + 0,5Q ) ( 1,25 ) P1 = 6,92

12 – Q = 3,75 + 0,625Q

-1,625 Q = -8,25

Q1 = 5,08

Titik keseimbangan pajak E1 ( 5,08 , 6,92)


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 6,92 – 6 ) x 5,08

Tk = 4,67


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 6 – 5,54 ) x 5,08

P’ = 3 + 0,5Q Tp = ( 0,46 ) x 5,08

P’ = 3 + 0,5 (5,08) Tp = 2,37

P’ = 5,54


Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 4,67 + 2,37

Tt = 7, 04


6. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = -Q + 10 dan penawarannya P = 5,5Q + 1. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 25 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = -Q + 10

-Q + 10 = 5,5Q + 1 P = -1,38 + 10

-6,5Q = -9 P0 = 8,62

Q0 = 1,38

Titik Keseimbangan E0 ( 1,38 , 8,62 )

b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x r P = -Q + 10

Qd = Qs x ( 1 + 25% ) P = -1,11 + 10

-Q + 10 = (5,5Q + 1) ( 1,25 ) P1 = 8,89

-Q + 10 = 6,875Q + 1,25

-7,875 Q = -8,75

Q1 = 1,11

Titik keseimbangan pajak E1 ( 1,11 , 8,89)


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 8,89 – 8,62 ) x 1,11

Tk = 0,2997

Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 8 – 7,105 ) x 1,11

P’ = 5,5Q + 1 Tp = ( 0,895 ) x 1,11

P’ = 5,5 (1,11) + 1 Tp = 0,9934

P’ = 7,105


Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 0,2997 + 0,9934

Tt = 1,2931


7. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = -1/2Q + 10 dan penawarannya P = 1/3Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar t = 5 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = -1/2Q + 10

-1/2Q + 10 = 1/3Q P = -1/2 (12) + 10

-5/6Q = -10 P0 = 4

Q0 = 12

Titik Keseimbangan E0 ( 12 , 4 )

b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x t P = -1/2Q + 10

-1/2Q + 10 = 1/3Q x 5 P = -1/2 (4,62) + 10

-1/2Q + 10 = 5/3Q P1 = 12,31

-13/6Q = -10

Q1 = 4,62

Titik keseimbangan pajak E1 ( 1,18 , 17,64)

c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 12,31 – 4 ) x 4,62

Tk = 38,39


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 4 – 1,54 ) x 4,62

P’ = 1/3Q Tp = ( 2,46 ) x 4,62

P’ = 1/3(4,62) Tp = 11,36

P’ = 1,54

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 38,39 + 11,36

Tt = 49,75

8. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = -Q + 20 dan penawarannya P = Q + 2. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 3 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = -Q + 20

-Q + 20 = Q + 2 P = -9 + 20

-2Q = -18 P0 = 11

Q0 = 9

Titik Keseimbangan E0 ( 9, 11 )

b. Harga Keeimbangan setelah Pajak

E1 → Qd = Qs + t P = -Q + 20

-Q + 20 = Q + 2 + 3 P = -7,5 + 20

-2Q = -15 P1 = 12,5

Q1 = 7,5

Titik Keseimbangan E1 ( 7,5 , 12,5 )

c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 12,5 – 11 ) x 7,5

Tk = 11,25


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 11 – 9,5 ) x 7,5

P’ = ( Q + 2 ) Q1 Tp = 11,25

P’ = 7,5 + 2

P’ = 9,5

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 11,25 + 11,25

Tt = 22,5

9. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan Q = -P2 + 32 dan penawarannya Q = P2. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar t = 1 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs Q = - P2 + 32

-P2 + 32 = P2 Q = -(4)2+ 32

-2P2 = -32 Q = -16 + 32

P2 = 16 Q0 = 16

P0 = 4

Titik Keseimbangan E0 ( 16, 4 )

b. Harga Keeimbangan setelah Pajak

E1 → Qd = Qs + t

-P2 + 32 = ( P – 1 )2

-P2 + 32 = P2 – 2P + 1

2P2 – 2P – 31 = 0

P2 – P – 15,5 = 0

Titik Keseimbangan E1 ( 12,04 , 4,47 )

c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 4,47 – 4 ) x 12,04

Tk = 5,66


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

Tp = ( 4 – 3,47 ) x 12,04

Tp = 6,38

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 5,66 + 6,38

Tt = 12,04

10. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = -Q + 29 dan penawarannya P = Q + 4. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 20 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs P = -Q + 29

-Q + 29 = Q + 4 P = -12,5 + 29

-2Q = -25 P0 = 16,5

Q0 = 12,5

Titik Keseimbangan E0 ( 12,5 , 16,5 )


b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x r P = -Q + 29

Qd = Qs x ( 1 + 20% ) P = -11 + 29

-Q + 29 = (Q + 4) ( 1,2 ) P1 = 18

-Q + 29 = 1,2Q + 4,8

-2,2Q = -24,2

Q1 = 11

Titik keseimbangan pajak E1 ( 11 , 18 )


c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 18 – 16,5 ) x 11

Tk = 16,5


Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 16,5 – 15 ) x 11

P’ = Q + 4 Tp = ( 1,5 ) x 11

P’ = 11 + 4 Tp = 16,5

P’ = 15


Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 16,5 + 16,5

Tt = 33

11. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan Q = -P + 20 dan penawarannya Q = P. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak penjualan sebesar r = 50 %. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum pajak ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah pajak ?!

c. Besar pajak yang ditanggung konsumen, produsen, dan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Pajak

Qd = Qs Q = -P + 20

-P + 20 = P Q = -10 + 20

-2P = -20 Q0 = 10

P0 = 10

Titik Keseimbangan E0 ( 10 , 10 )


b. Harga Keseimbangan Setelah Pajak

Qd = Qs x r P = -Q + 20

Qd = Qs x ( 1 + 50% ) P = -8 + 20

-Q + 20 = Q ( 1, 5 ) P1 = 12

-Q + 20 = 1,5Q

-2,5Q = -20

Q1 = 8

Titik keseimbangan pajak E1 ( 8 , 12)

c. Pajak Konsumen

Tk = ( P1 - P0 ) x Q1

Tk = ( 12– 10 ) x 8

Tk = 16

Pajak Produsen

Tp = ( P0 – P’ ) x Q1 Tp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Tp = ( 10 – 8 ) x 8

P’ = Q Tp = ( 2 ) x 8

P’ = 8 Tp = 16

P’ = 8

Pajak Pemerintah

Tt = Tk + Tp

Tt = 16 + 16

Tt = 32

12. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = 12 – Q dan penawarannya P = 3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar 1,5 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum subsidi ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah subsidi ?!

c. Besar subsidi yang diberikan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Subsidi

Qd = Qs P = 12 – Q

12 – Q = 3 + 0,5Q P = 12 – 6

-1,5Q = -9 P0 = 6

Q0 = 6

Titik Keseimbangan E0 ( 6 , 6 )

b. Harga Keseimbangan setelah subsidi

Qd = Qs – S P = 12 – Q

Qd = Qs – 1,5 P = 12 – 7

12 – Q = 3 + 0,5Q – 1,5 P1 = 5

12 – Q = 1,5 + 0,5Q

-1,5 Q = -10,5

Q1 = 7

Titik keseimbangan pajak E1 ( 7 , 5 )


c. Subsidi Konsumen

Sk = ( P1 – P0 ) x Q1

Sk = ( 6 – 5 ) x 7

Sk = 7

Subsidi Produsen

Sp = ( P0 – P’ ) x Q1 Sp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Sp = ( 6,5 – 6 ) x 7

P’ = 3 + 0,5Q Sp = ( 0,5 ) x 7

P’ = 3 + 0,5 (7) Sp = 3,5

P’ = 6,5

Pajak Pemerintah

St = Sk + Sp

St = 7 + 3,5

St = 10,5


13. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = –Q + 24 dan penawarannya P = 0,5Q + 9. Terhadap barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar s = 2 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum subsidi ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah subsidi ?!

c. Besar subsidi yang diberikan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Subsidi

Qd = Qs P = – Q + 24

– Q + 24 = 0,5Q + 9 P = -10 + 24

-1,5Q = -15 P0 = 14

Q0 = 10

Titik Keseimbangan E0 ( 10 , 14 )

b. Harga Keseimbangan setelah subsidi

Qd = Qs – S P = -Q + 24

Qd = Qs – 2 P = -11,3 + 24

– Q + 24 = 0,5Q + 9 – 2 P1 = 12,7

– Q + 24 = 0,5Q + 7

-1,5 Q = -17

Q1 = 11,3

Titik keseimbangan pajak E1 ( 11,3 , 12,7 )

c. Subsidi Konsumen

Sk = ( P0 – P1 ) x Q1

Sk = ( 14 – 12,7 ) x 11,3

Sk = 14,69


Subsidi Produsen

Sp = ( P0 – P’ ) x Q1 Sp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Sp = ( 14,65 – 14 ) x 11,3

P’ = 0,5Q + 9 Sp = ( 0,65 ) x 11,3

P’ = 0,5 (11,3) + 9 Sp = 7,345

P’ = 14,65

Pajak Pemerintah

St = Sk + Sp

St = 14,69 + 7,345

St = 22,035


14. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = –1/2Q + 20 dan penawarannya P = 1/6Q + 2. Terhadap barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar s = 2 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum subsidi ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah subsidi ?!

c. Besar subsidi yang diberikan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Subsidi

P = –1/2Q + 20 → Q = -2P + 20

P = 1/6Q + 2 → Q = 6P – 12

Qd = Qs Q = – 2P + 20

–2P + 20 = 6P – 12 Q = -8 + 20

-8Q = -32 Q0 = 12

P0 = 4

Titik Keseimbangan E0 ( 12 , 4 )

b. Harga Keseimbangan setelah subsidi

Qd = Qs – S Q = -2P + 20

Qd = Qs – 2 Q = -5 + 20

– 2P + 20 = 1/6Q + 2 – 2 Q1 = 15

– 2P + 20 = 6P

-8 P = -20

P1 = 2,5

Titik keseimbangan pajak E1 ( 15 , 2,5 )

c. Subsidi Konsumen

Sk = ( P0 – P1 ) x Q1

Sk = ( 4 – 2,5) x 15

Sk = 22,5

Subsidi Produsen

Sp = ( P0 – P’ ) x Q1 Sp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Sp = ( 4,5 – 4 ) x 15

P’ = 1/6Q + 2 Sp = ( 0,5 ) x 15

P’ = 1/6 (15) + 2 Sp = 7,5

P’ = 4,5

Pajak Pemerintah

St = Sk + Sp

St = 22,5 + 7,5

St = 30

15. Fungsi permintaan barang ditunjukkan oleh persamaan P = 16 – Q dan penawarannya P = Q + 5. Terhadap barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar s = 5 per unit. Ditanyakan :

a. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan sebelum subsidi ?!

b. Berapakah harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan setelah subsidi ?!

c. Besar subsidi yang diberikan pemerintah ?!

Jawab :

a. Harga Keseimbangan sebelum Subsidi

Qd = Qs P = 16 – Q

16 – Q = Q + 5 P = 16 – 5,5

-2Q = -11 P0 = 10,5

Q0 = 5,5

Titik Keseimbangan E0 ( 5,5 , 10,5 )


b. Harga Keseimbangan setelah subsidi

Qd = Qs – S P = 16 – Q

Qd = Qs – 5 P = 16 - 8

16 – Q = Q + 5 – 5 P1 = 8

-2Q = -16

Q1 = 8

Titik keseimbangan pajak E1 ( 8 , 8 )


c. Subsidi Konsumen

Sk = ( P0 – P1 ) x Q1

Sk = ( 10,5 – 8) x 8

Sk = 20


Subsidi Produsen

Sp = ( P0 – P’ ) x Q1 Sp = ( P0 – P’ ) x Q1

P’ = ( Ps ) Q1 Sp = ( 10,5 – 10 ) x 8

P’ = Q + 2 Sp = ( 0,5 ) x 8

P’ = 8 + 2 Sp = 4

P’ = 10


Pajak Pemerintah

St = Sk + Sp

St = 20 + 4

St = 24