Dalil-dalil Tentang Adanya Allah
1. Dalil Ontologis
Tuhan ada dalam pikiran manusia. Karena mereka berfikir, tak
ada manusia yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan. Atas dasar itu , Bapak
menasehati “Jika kamu membenci seseorang, cintai dia alakadarnya. “
2. Dalil Kosmologis/ Kausalitas/ Sebab-Akibat
Tuhan ada karena ada bukti penciptaanNya.
3. Dalil Teleologis ( pendekatan tentang keteraturan)
Alam ini sangat teratur. Logikanya, jika sesuatu tercipta
karena kebetulan, maka tidak akan ada keteraturan. Alaam ini dibuat teratur
untuk menjadi sarana bagi manusia.
4. Dalil Moral
Manusia tidak mungkin memberikan kode moral sebaik- baiknya,
seadli adlinya, susuai fitrah manusia, dan bersifat absolut — untuk manusia
lainnya– kecuali datangnya dari Allah.
contoh : anak tidak boleh menikahi ibunya. Sebab, sebelum Al
Quran turun, istri seorang pria itu akan diwariskan kepada anak laki lakinya.
5. Dalil Al- Quran
Al Ankabut(29) : 61 Dan jika engkau bertanya kepada mereka ”
Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan?”
Pasti mereka akan menjawab “Allah”. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari
kebenaran)
Al Kahfi(18): 84 Sungguh, Kami telah memberi kedudukan
kepadanya di bumi, dan Kami telah Memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai)
segala sesuatu.
Ath Thur(52) : 35 Atau apakah mereka tercipta tanpa asal
usul ataukah mereka yagn menceptakan (diri mereka sendiri)?
Al Hijr (15): 21 Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada
sisi Kami-lah khazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran
tertentu.
2.) Dalil Cosmologi.
Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan
dasar-dasar cosmologi, sebagaimana diisayaratkan Al-Qur’an Al-Qur’an surat
Al-Baqarah;164:
Tuhan menyuruh manusia mempelajari cosmos dan kekuatannya
yang merupakan kumpulan alam semesta yang menggambarkan adanya kesatuan di
balik penampilan yang beragam sehingga dapat dipergunakan sebai-baiknya dalam
menyimpulkan adanya Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Untuk
memudahkan manusia menarik kesimpulan, maka Al-Qur’an mengungkapkannya dengan
cara yang komunikatif dan dialogis. Perhatikan QS.Asy-syura;23-24 dan
an-naml;60 berikut ini:
Al-Qur’an memberikan dasar-dasar dan membimbing dasar-dasar
dan membimbing metode berpikir. Dalam usaha berpikir untuk mendapatkan
kepastian kebenaran Tuhan, khusunya di bidang cosmologi adalah menyelediki
sebab (causa) terjadinya kosmos yang mengharuskan akal kita mengambil
keputusan, bahwa pasti ada penyebab yang menyebabkan terjadinya cosmos itu.
3). Dalil Astronomi
Tuhan memperkenalkan diriNya bahwa Dia ada dengan cara
menunjuk planet-planet yang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang
masing-masing beredar tetap pada garis orbitnya. Tidak mungkin yang satu akan
melampui yang lainnya dan tidak akan keluar pula dari garis ukuran yang telah
ditentukan untuknya. Semua itu sebagai bukti adanya perhitungan yang sangat
rapi.
Sebagaimana ditemukan Taufiq al-Hakim (intelektual
terkemuka) tentang teori al-Ta’adduliyah (keserasian), bahwa ”bumi merupakan
bola (globe) yang hidup dengan seimbang dan tawazun dengan bola terbesar di
alam ini, yaitu matahari” (Yusuf Qardlawi,1995,143). Fenomena tersebut sebagai
hasil dan kecermatan ciptaan-Nya. Dalam QS Ath-tahriq;1-3 dan asy-syams;1 dan 2
Allah menegaskan:
Semua penegasan tersebut mendapat jawaban yang jelas dan
selaras dengan teori-teori ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip kebenaran yang
berdasarkan pada logika yaitu bahwa alam yang luas dan indah ini pasti ada
pengaturnya yang memiliki kepandaian agung, dan penjaganya mestilah Maha Kuat
dan Maha Kuasa yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan.
4). Dalil antropologi
Keistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah
terletak pada akal, ilmu pengetahuan dan ruhnya. Bukti antropologi ini
dibuktikan dalam Al-Qur’an surat at-thariq;5-7 dan ar-rum;20 berikut ini:
Manusia itu sebagai makhluk berkemauan, karena Allah
menghendakinya. Inilah realisasi dari makna la- haula walaa quwwata illa
billah, atau, manusia itu mempunyai daya dan kekuatan untuk mengambil manfaat
dan menolak bahaya. Namun daya dan kekuatannya itu bukan dari diri dan dengan
dirinya sendiri, melainkan dengan dan dari Allah (Yusuf Qardlawi, 1995;63)
5.)Dalil Psikologi
Dibandingkan makhluk lain , manusia memiliki dua
keistimewaan. Pertama, bentuk tubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua, jiwa yang memiliki perasaan dan kepandaian,
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapkan kepadanya dengan berpikir dan
memelihara ketahanan mental (sabar). Perhatikan QS.Ar-Rum;21 berikut ini:
II. Bukti Keesaan Allah
Dalil yang berasal dari alam (dalil kauni), yaitu dalil yang
bedasar wujudnya alam ini yang menunjukkan adanya Allah. Beberapa hal yang
terkait dengan alam ini (penciptaan, pemeliharaan, pengendalian , ketentuan
serta hukum-hukum alam) disebut dengan sunnatullah. Semua benda di alam ini
tunduk pada aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah, dan karena itu dalam
Al-Quran disebut dengan rabbul’alamain, seperti firman Allah dalam surat
al-alaq;1-2. Allah juga menjadikannya segala sesuatu di dunia ini
berpasang-pasangan. Kesimpulan apa yang ada dalam dalil kauni adalah semua yang
di alam ini manusia sangat dianjurkan untuk mencermaninya bahkan studi
karyawisata tentang kejadian alam ini bahkan kejadian diri manusia itu sendiri,
seperti firman Allah;QSAl-Ankabut;20,adz-dzariyat 21.
Dalil pengalaman batin, dalil yang terkait dengan jiwa atau
pengalaman batin manusia terdapat kesadaran tentang adanya Allah, sehingga ia
merasa lebih dekat kepada-nya terutama pada saat-saat tertentu, seperti orang
yang telah ”mati suri” atau orang –orang yang maqamnya ma’rifat . Orang-orang
merasa ”dekat ” kepada Allah misalnya disaat ada musibah bencana yang ia tak
kuasa menolaknya (sakit, gempa alam dll) dan sebaliknya orang yang ”jauh”
kepada Allah disaat berada dalam kemewahan. Periksa QS. Fussilat; 51, Arrum;33,
Yunus; 12. Dengan kata lain nur-iman dalam hati ibarat bintang di malam hari
yang gelap gulita, ia akan datang meneranginya dan Allah selalu mengingatkan
hambanya yang melupakan Allah seperti adanya musibah,bencana alam/gempa dll
(bisa disebut peringatan/ujian dari Allah).
3. Dalil wahyu, melalui wahyu Allah, manusia tidak hanya
dapat mengetahui wujud Allah, tetapi juga sifat-sifatNya yang Maha sempurna.
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada makhlukNya, maka orang beriman
kepada Allah akan senantiasa memberi kasih sayangnya kepada sesama manusia. Dia
tidak berbuat dzalim kepada orang lain dan tidak melakukan sesuatu yang
merugikan orang. Allah Maha Pengampun dosa hambaNya yang bertobat, maka orang
beriman kepadaNya akan senantiasa dan dengan senag hati akan mengampun atau
memaafkan kesalahan orang lain. Dia tidak dendam dan dengki terhadap orang
lain. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, maka orang yang beriman kepada
Allah akan senantiasa mencari dan mencintai ilmu pengetahuan. Demikian halnya
dengan sifat-sifat Allah yang lain yang patut dijadikan tuntunan dan pedoman
bagi kehidupan akhlak atau moral. Nabi bersabda
تـخـلقوا
بأ خلا ق الله
( berakhlak-lah kalian dengan akhlak (sifat-sifat) Allah.
Dan sesungguhnyalah iman itu merupakan sumber akhlak dan
moral yang mulia dan juga merupakan daya ruhani yang kuat yang dapat membuat
orang beriman lebih mampu mengahadapi berbagai macam tantangan dalam
kehidupannya. Dan hanya dengan iman yang kuat, manusia dapat hidup dengan
tenang dan bahagia di dunia dan akhirat
No comments:
Post a Comment