Dalam kesempatan ini, kami uraikan mengenai perhitungan Kebutuhan Modal Kerja dengan menggunakan metode Cash Convertion Cycle. Dalam penerapan metode ini kita mendasarkan perhitungan pada beberapa pos dalam laporan keuangan tahun terakhir meliputi: Penjualan, HPP, Piutang Dagang, Persediaan serta Hutang Dagang, perputaran piutang dagang, perputaran persediaan dan perputaran Hutang Dagang. Berikut contoh gambaran lebih detailnya:
Penjualan : Rp. 35.776.100.500,-
HPP : Rp. 28.198.306.232,-
Piutang Dagang :Rp. 22.385.429.659,-
Persediaan : Rp. 2.648.506.820,-
Hutang Dagang : Rp. 7.036.043.759,-
Berdasarkan data diatas, berikutnya kita tentukan perputaran piutangnya (A/R DOH), perputaran persediaannya ( Inventory DOH) dan perputaran hutang dagang (A/P DOH)
A/R DOH = (Piutang / Penjualan ) x 360 hari = 225 Hari
Inventory DOH = (Persediaan / HPP) x 360 hari = 34 Hari
Perputaran Hutang Dagang = (Hutang Dagang / HPP) x 360 hari = 90 hari
Selanjutnya kita tentukan proyeksi penjualan kedepan, diasumsikan penjualan naik 5 % dan HPP adalah 78 % dari penjualan dan hutang Bank tidak ada maka:
Penjualan kedepan : Rp 37.554.405.525,-
HPP : Rp. 29.292.436.310,-
Kebutuhan KMK
A/R Financing = (Penjualan Kedepan / 360) x 225 hari = Rp. 23.504.701.142,-
Inv Financing = ( Hpp kedepan / 360 ) x 34 hari = Rp. 2.751.272.247,-
A/P Financing = (Hpp kedepan / 360) x 90 hari = Rp 7.309.051.189,-
Kebutuhan Modal Kerja = (A/R Financing+ Inv Financing) - A/P
= Rp. 18.946.922.200,-
Modal kerja yang dapat diberikan oleh Bank Maksimal adalah (80% x Rp.18.946.922.200,-)
= Rp. 15.157.537.760,-
Demikian, semoga bermanfaat
Hasan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment