Tuesday, 6 March 2018
CARA PENDAFTARAN PAYTREN
Anda sudah siap untuk mendaftar bisnis PayTren? Yuk ketahui terlebih dahulu bagaimana cara daftar PayTren resmi terbaru. Semua calon mitra ( camit ) wajib mengeahui panduan cara mendaftar PayTren yang benar sesuai prosedur yang berlaku. Oke siap menyimak panduan daftar PayTren? Yuk anda calon mitra baca selengkapnya informasi di bawah ini!
3 Langkah Mudah Cara Daftar PayTren
Untuk mendaftar PayTren sangat mudah dan sederhana. Saya pastikan anda setelah membaca panduan cara daftar PayTren online di bawah ini maka anda sudah bisa memahaminya.Tentu saja setelah anda membaca panduan cara mendaftar PayTren anda langsung Action untuk melakukan registrasi PayTren hari ini juga. Nah berikut ini adalah 3 langkah cara daftar PayTren resmi sesuai prosedur perusahaan yang wajib diketahui oleh anda sebagai calon mitra ( camit ) PayTren.
- Membeli lisensi PayTren atau nomor serial PayTren
- Mendownload aplikasi PayTren di Playstore atau Appstore
- Melakukan Aktivasi PayTren
Tiga langkah sederhana cara pendaftaran bisnis PayTren di atas adalah langkah awal anda untuk menjadi seorang mitra PayTren atau pebisnis PayTren. Setelah proses di atas sudah anda lakukan maka anda sudah resmi menjadi mitra PayTren dengan memiliki ID kemitraan PayTren. Baiklah berikut di bawah ini adalah penjelasan lebih rinci seputar cara mendaftar paytren resmi yang harus anda ketahui sebagai calon mitra. Dan setelah anda membaca panduan cara daftar PayTren maka pastikan anda langsung melakukan registrasi PayTren di web support PayTren ini.
Membeli Lisensi PayTren
Maksud dari beli lisensi Paytren ini apa sih? Baiklah anda harus tau apa itu lisensi PayTren terlebih dahulu. Lisensi payTren adalah hak ijin penggunaan aplikasi PayTren yang diberikan oleh perusahaan PT Veitra Sentosa Internasional kepada mitra untuk bisa memanfaatkan dan menggunakan aplikasi PayTren sesuai dengan kode etik PayTren.
Apa yang anda dapatkan dari membeli lisensi PayTren itu?
Anda mendapatkan 12 digit nomor serial aktivasi PayTren yang siap anda gunakan untuk proses aktivasi di aplikasi PayTren yang tentunya sudah anda download. Lisensi Paytren ini seperti halnya ketika anda membeli software windows, software anti virus atau software lainnya dimana yang anda dapatkan adalah kode aktivasi yang berlaku sesuai fungsi dan kegunaannya. Oke anda sudah memahami apa itu lisensi Paytren kan?
Ada 2 jenis lisensi PayTren yaitu:
Lisensi PayTren paket Basic ( Lisensi Penuh ) Rp.350.000
Biaya pendaftaran awal PayTren adalah sesuai jenis lisensi yang akan anda beli. Pilihan pertama yaitu paket Basic dengan biaya pembelian lisensi senilai Rp. 350.000. Dan anda akan mendapatkan fasilitas berikut ini:
- Mendapatkan 12 digit nomor serial PayTren untuk di aktivasi dari sponsor
- Mendapatkan ID Pengguna PayTren, Password, dan PIN Transaksi melalui SMS dan email setelah sukses melakukan Aktivasi
- Mendapatkan Deposit 15.000
- Mendapatkanbonus voucher senilai Rp.225.000 untuk belajar dan kulian online di paytren academy
- Dapat menjalankan seluruh fitur yang ada pada aplikasi PayTren
- Mendapatkan cashback dari transaksi sesuai aturan yang berlaku di perusahaan
- Mendapatkan hak akses ke mytreni.com untuk melihat log/riwayat transaksi atau deposit, dan daftar harga.
- Maksimal top up deposit mengendap adalah Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per lisensi apabila status penggunaan belum terverifikasi
- dan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per lisensi apabila status penggunaan sudah terverifikasi
- Maksimal transaksi per bulan adalah Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah
- Memperoleh panduan pengguna dan tutorial yang dikirim melaui email
- Lisensi berlaku selamanya, bisa diwariskan.
- Dapat mengembangkan bisnis secara bertahap dan tanpa batas waktu.
- Bisa mengikuti program program affiliasi PayTren seperti BelanjaQu, program Umrah payTren Merdeka, program asuransi syariah Asyki, PayTren Academy dan lain sebagainya.
Lisensi KP25 ( Lisensi Terbatas ) Rp. 25.000
Dengan membeli lisensi PayTren KP25 ini senilai Rp.25.000 maka anda mendapatkan fasilitas:
- Mendapatkan ID, Password, dan PIN transaksi.
- Memperoleh top up deposit senilai Rp. 15.000,-
- Fasilitas fitur terbatas ( Isi Pulsa, Voucher games, dan sedekah )
- Memperoleh panduan pengguna dan tutorial yang dikirim melalui email
- Mendapatkan Promo Cashback transaksi pribadi selama 10 hari sejak pendaftaran.
- Berlaku selamanya
- dan bisa upgrade ke Lisensi penuh ( Paket basic ) kapan saja.
LEGALITAS PAYTREN
Legalitas PT. Veritra Sentosa Internasional
Perusahaan Treni ( Veritra Sentosa Internasional ) mempunyai kelengkapan surat ijin yang lengkap mulai dari TDP ( Tanda Daftar Perusahaan ), NPWP, SIUPL, Sertifikat APLI, SK Menkumham dan lain sebagainya. Dengan keberadaan surat-surat kelengkapan perusahaan ini maka siapa saja yang mendaftar menjadi paytren tidak perlu ragu akan keabsahaan legalitas paytren. Terlebih founder dari perusahaan Treni adalah Ustadz Yusuf Mansur yang sangat dikenal luas kredibilitasnya.
Legalitas PT. Treni
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa perusahaan micropayment Indonesia dengan produk utama paytren telah memiliki tanda bukti legalitas diantaranya adalah sebagai berikut:
- Akta Pendirian No.47 Tgl 10 Juli 2013Â Notaris H.Wira Francisca, SH., MH
- SK Kehakiman No.AHU-41742.AH.01.01 TAHUN 2013
- SIUP BESAR No.510/3.5674/P.2.3.4/7913-BPPT
- TDP No.101114619445
- NPWP PT.Veritra Sentosa Internasional Nomor 66.604.585.1-424.000
- SIUPL Tetap Nomor : 21/1/IU/PMDN/2015
- Sertifikat APLI
- Domisili-Ijin Tetangga-SIUP-ITU-HO-SK MenKumHam
Dengan adanya deretan tanda bukti legalitas perusahaan, maka siapapun yang ingin ambil bagian menjadi mitra pebisnis paytren tidak perlu ragu lagi akan keberadaan perusahaan ini. Hanya saja perlu hati-hati dengan penipuan yang mengatasnamakan paytren. Demikian informasi singkat mengenai legalitas perusahaan Treni Ustadz Yusuf Mansur. Semoga bermanfaat dan membantu anda yang ingin mendaftar paytren.
PAYTREN
Hanya Rp.350.000 Jadi Pebisnis PayTren Peluang Income Jutaan
Mitra pebisnis PayTren paket Basic adalah mitra paytren dengan full lisensi. Maksudnya adalah dengan membeli lisensi PayTren paket basic senilai Rp.350.000,- maka anda sudah bisa melakukan berbagai transaksi yang ada di PayTren mulai dari isi pulsa all operator, tagihan, beli token, beli tiket pesawat dan kereta api dan juga belanja online. Dan keuntungan PayTren dari paket Basic ini adalah mempunyai peluang usaha yang bisa di jalankan dan berlaku seumur hidup.
Fasilitas Mitra Pebisnis PayTren Paket Basic
Biaya pendaftaran PayTren paket Basic adalah Rp.350.000 dan anda akan mendapatkan fasilitas berikut ini:
- Mendapatkan 12 digit nomor serial PayTren untuk di aktivasi dari sponsor
- Mendapatkan ID Pengguna PayTren, Password, dan PIN Transaksi melalui SMS dan email setelah sukses melakukan Aktivasi
- Mendapatkan Deposit 15.000
- Mendapatkan bonus voucher senilai Rp.225.000 untuk belajar online di paytren academy
- Dapat menjalankan seluruh fitur yang ada pada aplikasi PayTren
- Mendapatkan cashback dari transaksi sesuai aturan yang berlaku di perusahaan
- Mendapatkan hak akses ke mytreni.com untuk melihat log/riwayat transaksi atau deposit, dan daftar harga.
- Maksimal top up deposit mengendap adalah Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per lisensi apabila status penggunaan belum terverifikasi penuh
- dan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per lisensi apabila status penggunaan sudah terverifikasi penuh.
- Maksimal transaksi per bulan adalah Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah
- Memperoleh panduan pengguna dan tutorial yang dikirim melaui email
- Lisensi berlaku selamanya, bisa diwariskan sesuai peraturan yang berlaku.
- Dapat mengembangkan bisnis secara bertahap dan tanpa batas waktu.
- Bisa mengikuti program program affiliasi PayTren seperti BelanjaQu, program Umrah payTren Merdeka, program asuransi syariah Asyki, PayTren Academy dan lain sebagainya.
Keuntungan PayTren Paket Basic
Jika anda memilih lisensi Basic ini maka anda mendapatkan keuntungan PayTren ak hanya potensi mendapatkan komisi namun juga keuntungan lainnya. Berikut ini adalah ringkasan keuntungan dari membeli lisensi paket Basic.
- Mendapatkan Cashback di setiap transaksi
- Peluang komisi penjualan Rp.75.000,- apabila anda berhasil menjual paket lisensi penuh sebesar Rp 75.000,- yang terbagi atas 60% tunai dan 40% top up deposit.
- Peluang komisi leadership Rp.25.000,- apabila terbentuk/bertumbuh 1 (satu) mitra pebisnis pada masing masing grup komunitas.
- Peluang komisi pengembangan penjualan sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) per lisensi, apabila pebisinis yang direfrensikan berhasil menjual paket lisensi penuh (maksimum 10 turunan/generasi).
- Peluang komisi pengembangan komunitas sebesar Rp 1.000,- untuk setiap Mitra Pebisnis yang ANDA refferensikan (maksimal 10 turunan/generasi) berhasil mendapatkan komisi leadership.
- Peluang Rewards berlaku apabila 2 (dua) group/komunitas pebisnis anda yang terbentuk langsung dalam struktur organisasi/jaringan masing masing mencapai target omset yang ditentukan perusahaan.
- Dapat membuka toko online di belanjaQu
- Dapat bonus promo pendaftaran sesuai aturan yang berlaku.
- Dapat mengikuti program-program affiliasi PayTren.
- Peluang bisnis berlaku selamanya
- Dapat diwariskan sesuai aturan yang berlaku
- Dan masih banyak lagi.
VISI MISI PAYTREN
VISI
Menjadi perusahaan penyedia layanan teknologi perantara transaksi terbaik di tingkat nasional melalui pemberdayaan manusia potensial dan mandiri dengan konsep jejaring yang up to date sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.
VISI
Mendorong masyarakat pengguna gadget, khususnya smartphone berbasis IOS dan Android, untuk meningkatkan fungsi dari hanya sekedar alat berkomunikasi menjadi alat untuk bertransaksi dengan manfaat dan keuntungan yang tidak akan didapatkan dari cara bertransaksi yang biasa.
Mewujudkan sistem layanan bagi seluruh pengguna gadget, khususnya telepon selular, untuk turut serta membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pada sektor berbasis biaya transaksi (fee based income).
Kami meluncurkan produk yang sejalan dengan program pemerintah untuk membentuk masyarakat tanpa uang tunai (cashless society).
Membentuk 1 (satu) miliar pengguna dengan konsep jejaring secara nasional ataupun internasional.
Monday, 5 March 2018
Pengertian pengorganisasian
PENGERTIAN PERILAKU KEORGANISASIAN
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.
TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.
a. pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang mempengaruhinya dalam berperilaku.
b. Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.
c. Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi.
Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yangbersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dll.
KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI
a. Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.
b. Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
c. Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU ORGANISASI
Beberapa bidang ilmu yang ikut memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi adalah: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Ilmu Politik, dan Sejarah.
TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI
1) Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
2) Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
3) Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.
ORIENTASI SITUASIONAL PERILAKU ORGANISASI
Sumbangan yang penting dari para manajer dan ilmuwan dalam bidang perilaku organisasi adalah munculnya konsep yang dikenal dengan nama pendekatan kontingensi dan pendekatan situasional. Pendekatan ini diarahkan kepada pengembangan pada tingkat manajer.Yang paling sesuai dengan situasi tertentu dan karakteristik dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Referensi : sumber dari sanzo.maharu@gmail.com
Organisasi
Pendelegasian kekuasaan
Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan sehingga dapat berjalan efektif. Ke empat hal tersebuit adalah:
Dengan demikian pendelegasian kekuasaan mempunyai manfaat ganda diantaranya adalah:
Pendelegasian wewenang mempunyai tiga aspek yaitu menunjuk tugas-tugas tertentu untuk dikerjakan para bawahan, memberi izin kepada bawahan untuk mengambil kebijakan untuk pelaksanaan tugas yang didelegasikan dan menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab bagi yang mendelegasikan. Pendelegasian wewenang itu harus jelas yaitu tugas apa yang didelegasikan siapa yang harus mengerjakan dan sebagainya. Supaya tidak menimbulkan keragu-raguan maka pendelegasian wewenang tersebut perlu tertulis. Dalam prakteknya ada batasan-batasan dalam pendelegasian wewenang antara lain batasan peraturan undang-undang, yang harus diperhatikan setiap mendelegasikan wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini tanggung jawab tidak boleh didelegasikan, harus dihindari subordinasi rangkap, wewenang yang diberikan seimbang dengan pertanggungjawaban yang diminta.
Bidang yang dapat didelegasikan kepada bawahan ialah sebagian bidang perencanaan, sebagian besar bidang pelaksanaan, sedangkan bidang pengawasan tidak dapat didelegasikan karena merupakan tanggung jawab yang memberikan. Hambatan dalam pendelegasian wewenang ini bermacam-macam ada yang datang dari pihak atasan dan ada yang datang dari pihak bawahan. Semuanya itu dapat diatasi antara lain dengan melalui pendidikan dan latihan terutama mengubah sikap dan tingkah laku seseorang.
Rentang pengawasan/pengendalian manajemen
Bertambah tinggi kedudukan seseorang di dalam hierarki organisasi maka semakin banyak dibebani dengan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran. Tugas-tugas yang menghendaki pemikiran tersebut antara lain ialah tugas perencanaan dan pengambilan keputusan yang harus ditanganinya sendiri dan menjadi tanggung jawabnya. Di samping itu, seorang pejabat tidak akan terlepas pula dari tugas pengendalian dan pengawasan yaitu mengendalikan dan mengawasi serta mengkoordinasikan tugas-tugas para bawahannya. Berhubungan dengan kesibukan yang banyak menyita waktu di bidang tugas-tugas di luar pengendalian dan pengawasan maka seorang pejabat sering tidak dapat sepenuhnya memperhatikan bidang pengendalian ini sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan dari sasaran yang hendak dicapai. Masalah ini tidak dapat dibiarkan dan harus dipecahkan.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas maka perlu ditetapkan berapa orang bawahan yang setepat-tepatnya dapat diawasi oleh seorang atasan. Masalah inilah yang dipecahkan dalam rentangan pengendalian (pengawasan). Apakah rentang pengawasan itu akan dibikin luas atau sempit maka hal ini sangat tergantung kepada kondisi dan situasi organisasi. Dalam hal ini ada beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam menyusun rentang pengawasan ini. Yang jelas semakin sempit rentangan pengawasan maka semakin tinggi hierarki organisasi dan semakin meningkat jumlah pengawas.
Organisasi yang terlalu tinggi hierarkinya cenderung tidak lentur, komunikasi tidak lancar, biaya besar, urusan berbelit-belit, akhirnya dapat menimbulkan frustrasi dan bahkan menurunkan semangat kerja pegawai. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya tingkat organisasi itu cukup tiga saja karena komunikasi dapat ditelusuri dengan mudah yaitu satu tingkat ke atas dan satu tingkat ke bawah. Oleh sebab itu, rentang pengawasannya harus disesuaikan dengan tingkat organisasi. Sedangkan untuk meringankan beban pengawasan seorang atasan dapat dilakukan berbagai-bagai cara antara lain yaitu dengan mengangkat staf pengawas, mendidik dan melatih keterampilan bawahan sehingga menjadi terampil dan dapat bekerja sendiri sehingga hubungan atasan dan bawahan akhirnya terbatas kepada yang benar-benar diperlukan.
Kalau rentang pengawasan telah ditetapkan dan tugas-tugas organisasi telah terkelompok-kelompok ke dalam kesatuan atau unit-unit yang bersifat spesialisasi maka dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan diperlukan adanya koordinasi yaitu untuk menyelaraskan tindakan, menyerempetkan waktu masing-masing unit supaya menyatu ke arah pencapaian tujuan. Dengan adanya koordinasi maka unit-unit organisasi tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri, tetapi diarahkan pada tujuan organisasi secara keseluruhan. Koordinasi itu bermacam-macam dan pada umumnya dapat dibedakan antara koordinasi vertikal dan koordinasi lateral atau horizontal.
Hakekat Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah unt tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.[1] Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.[1] Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarkat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi”
(Nancy Dixon, 1994)
“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama” (Peter Senge, 1990)
”Organisasi belajar adalah organisasi yang mampu melaksanakan proses transformasi pengetahuan secara siklikal-berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja sebagai hasil belajar mandiri menjadi pengetahuan organisasi sebagai hasil belajar organisasional, untuk menumbuh kembangkan modal organisasi”. (diana siregar, ITB)
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
Sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindak secara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Burky dan Perry, 1998).
Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
Organisasi Belajar adalah organisasi dimana sekumpulan orang secara berkelanjutan mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola pikir yang baru dan telah diperluas kemudian dipelihara, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana semua orang secara berkelanjutan belajar untuk melihat secara keseluruhan bersama-sama (Peter Senge).
Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
Daniel E. Griffths (1959)
Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.
Dengan demikian diantara ketiga macam pandangan tentang pengertian organisasi, pandangan yang tepat adalah yang menganggap organisasi sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem sosial. Guna memudahkan penangkapan pengertian, dapatlah kiranya disusun suatu definisi organisasi secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sebagai berikut :
“ Organisasi adalah suatu sistem yang saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu “.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Dasar Tipologi Organisasi
Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.
Organisasi Formal dan Organisasi Informal
Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.
Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal itu memiliki beberapa sifat, yaitu:
Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.
Tujuan Organisasi
Tujuan merupakan suatu hal yang penting bagi semua pihak di dalam organisasi, baik pihak dalam maupun pihak luar organisasi. Pihak dalam organisasi ialah para karyawan sedangkan pihak luar organisasi ialah masyarakat pada umumnya. Bagi pihak dalam, tujuan organisasi berfungsi sebagai pedoman terhadap mana seluruh kegiatan mereka diarahkan. Bagi pihak luar, tujuan organisasi itu perlu disebarluaskan supaya masyarakat mendukung atau sekurang-kurangnya bersimpati terhadap organisasi.
Topologi kepemimpinan
Ada empat kelompok tipologi kepemimpinan yang disusun berdasar gaya kepemimpinan, yaitu tipologi Blake - Mouton, tipologi Reddin, tipologi Bradford - Cohen, dan tipologi Leavitt. Menurut Blake - Mouton tipe pemimpin dapat dibagi ke dalam tipe:
Kemudian Reddin melakukan pengembangan lanjut atas tipologi ini, dan menemukan tipe pemimpin sebagai berikut: deserter, missionary, compromiser, bureaucrat, benevolent autocrat, developer, dan executive. Sementara Bradford dan Cohen membagi tipe pemimpin menjadi: technician, conductor, dan developer. Tipologi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Leavitt membagi tipe pemimpin menjadi: pathfinders, problem solvers, dan implementers.
Factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan
Hasil studi Tannenbaum dan Schmid sebagaimana dikutip Kadarman, et.al.(1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh :
1. Diri Pemimpin.
Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
2. Ciri Atasan.
Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer.
3. Ciri Bawahan.
Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula caramanajer menentukan gaya kepemimpinannya.
4. Persyaratan Tugas.
Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
5. Iklim Organisasi dan Kebijakan.
Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
6. Perilaku dan Haapan Rekan.
Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
Referensi :
Child, John. (1981). Organisasi: A Guide to Problems and Practice. London: Harper & Row.
Dale, Ernest. (1975). Organization. Bombay: Taraporevala Sons & Co.
Hicks, Herbert G – Gullet C. Ray. (1981). Management. Tokyo: Mc Graw Hill.
-------------------, (1975). Organizations: Theory and Behavior. Tokyo: Mc Graw Hill.
Koontz, Harold. O’Donnel, Cyril – Weihrich, Heinz. (1980). Management. Tokyo: Mc Graw Hill.
Melcher, Arlyn J. (1963). Structure and Process of Organizations. Englewood Cliffs, Prentice Hall.
Newman, William H. (1963). Administrative Action, Englewood Cliffs, New York: Prentice Hall.
Robbins, Stephen P. (1976). The Administrative Process. Englewood Cliffs, Prentice Hall.
Sisk, Henry L. (1977). Management and Organization. USA: South-Western Publishing.
Terry George, R. (1968). Principles of Management. Illionis: Richard D. Irwin.
Thirauf, Robert J. Klekam, Robert C. Greeding, Daniel W. (1977). Management Principles and Practices. New York: John Wiley & Sons.
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.
TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.
a. pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang mempengaruhinya dalam berperilaku.
b. Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.
c. Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi.
Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yangbersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dll.
KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI
a. Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.
b. Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
c. Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU ORGANISASI
Beberapa bidang ilmu yang ikut memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi adalah: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Ilmu Politik, dan Sejarah.
TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI
1) Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
2) Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
3) Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.
ORIENTASI SITUASIONAL PERILAKU ORGANISASI
Sumbangan yang penting dari para manajer dan ilmuwan dalam bidang perilaku organisasi adalah munculnya konsep yang dikenal dengan nama pendekatan kontingensi dan pendekatan situasional. Pendekatan ini diarahkan kepada pengembangan pada tingkat manajer.Yang paling sesuai dengan situasi tertentu dan karakteristik dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Referensi : sumber dari sanzo.maharu@gmail.com
Organisasi
Pendelegasian kekuasaan
Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasaan sehingga dapat berjalan efektif. Ke empat hal tersebuit adalah:
Dengan demikian pendelegasian kekuasaan mempunyai manfaat ganda diantaranya adalah:
Pendelegasian wewenang mempunyai tiga aspek yaitu menunjuk tugas-tugas tertentu untuk dikerjakan para bawahan, memberi izin kepada bawahan untuk mengambil kebijakan untuk pelaksanaan tugas yang didelegasikan dan menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab bagi yang mendelegasikan. Pendelegasian wewenang itu harus jelas yaitu tugas apa yang didelegasikan siapa yang harus mengerjakan dan sebagainya. Supaya tidak menimbulkan keragu-raguan maka pendelegasian wewenang tersebut perlu tertulis. Dalam prakteknya ada batasan-batasan dalam pendelegasian wewenang antara lain batasan peraturan undang-undang, yang harus diperhatikan setiap mendelegasikan wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini tanggung jawab tidak boleh didelegasikan, harus dihindari subordinasi rangkap, wewenang yang diberikan seimbang dengan pertanggungjawaban yang diminta.
Bidang yang dapat didelegasikan kepada bawahan ialah sebagian bidang perencanaan, sebagian besar bidang pelaksanaan, sedangkan bidang pengawasan tidak dapat didelegasikan karena merupakan tanggung jawab yang memberikan. Hambatan dalam pendelegasian wewenang ini bermacam-macam ada yang datang dari pihak atasan dan ada yang datang dari pihak bawahan. Semuanya itu dapat diatasi antara lain dengan melalui pendidikan dan latihan terutama mengubah sikap dan tingkah laku seseorang.
Rentang pengawasan/pengendalian manajemen
Bertambah tinggi kedudukan seseorang di dalam hierarki organisasi maka semakin banyak dibebani dengan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran. Tugas-tugas yang menghendaki pemikiran tersebut antara lain ialah tugas perencanaan dan pengambilan keputusan yang harus ditanganinya sendiri dan menjadi tanggung jawabnya. Di samping itu, seorang pejabat tidak akan terlepas pula dari tugas pengendalian dan pengawasan yaitu mengendalikan dan mengawasi serta mengkoordinasikan tugas-tugas para bawahannya. Berhubungan dengan kesibukan yang banyak menyita waktu di bidang tugas-tugas di luar pengendalian dan pengawasan maka seorang pejabat sering tidak dapat sepenuhnya memperhatikan bidang pengendalian ini sehingga terjadilah penyimpangan-penyimpangan dari sasaran yang hendak dicapai. Masalah ini tidak dapat dibiarkan dan harus dipecahkan.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas maka perlu ditetapkan berapa orang bawahan yang setepat-tepatnya dapat diawasi oleh seorang atasan. Masalah inilah yang dipecahkan dalam rentangan pengendalian (pengawasan). Apakah rentang pengawasan itu akan dibikin luas atau sempit maka hal ini sangat tergantung kepada kondisi dan situasi organisasi. Dalam hal ini ada beberapa ciri yang dapat dijadikan sebagai patokan dalam menyusun rentang pengawasan ini. Yang jelas semakin sempit rentangan pengawasan maka semakin tinggi hierarki organisasi dan semakin meningkat jumlah pengawas.
Organisasi yang terlalu tinggi hierarkinya cenderung tidak lentur, komunikasi tidak lancar, biaya besar, urusan berbelit-belit, akhirnya dapat menimbulkan frustrasi dan bahkan menurunkan semangat kerja pegawai. Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya tingkat organisasi itu cukup tiga saja karena komunikasi dapat ditelusuri dengan mudah yaitu satu tingkat ke atas dan satu tingkat ke bawah. Oleh sebab itu, rentang pengawasannya harus disesuaikan dengan tingkat organisasi. Sedangkan untuk meringankan beban pengawasan seorang atasan dapat dilakukan berbagai-bagai cara antara lain yaitu dengan mengangkat staf pengawas, mendidik dan melatih keterampilan bawahan sehingga menjadi terampil dan dapat bekerja sendiri sehingga hubungan atasan dan bawahan akhirnya terbatas kepada yang benar-benar diperlukan.
Kalau rentang pengawasan telah ditetapkan dan tugas-tugas organisasi telah terkelompok-kelompok ke dalam kesatuan atau unit-unit yang bersifat spesialisasi maka dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan diperlukan adanya koordinasi yaitu untuk menyelaraskan tindakan, menyerempetkan waktu masing-masing unit supaya menyatu ke arah pencapaian tujuan. Dengan adanya koordinasi maka unit-unit organisasi tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri, tetapi diarahkan pada tujuan organisasi secara keseluruhan. Koordinasi itu bermacam-macam dan pada umumnya dapat dibedakan antara koordinasi vertikal dan koordinasi lateral atau horizontal.
Hakekat Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah unt tujuan bersama.
Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.[1] Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.[1] Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarkat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus.Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi”
(Nancy Dixon, 1994)
“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama” (Peter Senge, 1990)
”Organisasi belajar adalah organisasi yang mampu melaksanakan proses transformasi pengetahuan secara siklikal-berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja sebagai hasil belajar mandiri menjadi pengetahuan organisasi sebagai hasil belajar organisasional, untuk menumbuh kembangkan modal organisasi”. (diana siregar, ITB)
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
Chester L Bernard (1938) mengatakan bahwa “Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
Sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang bertindak secara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama (Burky dan Perry, 1998).
Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Menurut Kochler, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
Organisasi Belajar adalah organisasi dimana sekumpulan orang secara berkelanjutan mengembangkan kapasitas mereka untuk membuat hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola pikir yang baru dan telah diperluas kemudian dipelihara, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana semua orang secara berkelanjutan belajar untuk melihat secara keseluruhan bersama-sama (Peter Senge).
Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
Daniel E. Griffths (1959)
Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.
Dengan demikian diantara ketiga macam pandangan tentang pengertian organisasi, pandangan yang tepat adalah yang menganggap organisasi sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem sosial. Guna memudahkan penangkapan pengertian, dapatlah kiranya disusun suatu definisi organisasi secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sebagai berikut :
“ Organisasi adalah suatu sistem yang saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu “.
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Dasar Tipologi Organisasi
Kesamaan karakteristik mengenai fenomena organisasi biasanya selalu dijadikan dasar dalam menentukan tipologi atau klasifikasi fenomena organisasi. Tipologi atau klasifikasi tersebut mencakup, antara lain organisasi yang bergerak berdasarkan keuntungan, sistem wewenang, tanggapan anggota, keterlibatan emosi anggota, tujuannya, kebutuhan sosial, pembagian biaya dan nilai, luas wilayah, pucuk pimpinan, dan saluran wewenang.
Organisasi Formal dan Organisasi Informal
Di dalam organisasi formal terdapat organisasi informal. Berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.
Di dalam organisasi formal, birokrasi merupakan salah satu bentuk yang sering kali memiliki konotasi negatif hanya karena ketidaktahuan konsep awal birokrasi oleh masyarakat. Weber, seorang sosiolog Jerman, melihat birokrasi yang ideal itu memiliki beberapa sifat, yaitu:
Weber sendiri secara historis, mengatakan bahwa tumbuhnya organisasi birokrasi di Eropa ditandai dengan revolusi industri di Eropa. Untuk ini Blau sepakat dan menyatakan bahwa latar belakang tumbuhnya birokrasi di Eropa pada waktu itu ditandai oleh 4 faktor sebagai berikut.
Tujuan Organisasi
Tujuan merupakan suatu hal yang penting bagi semua pihak di dalam organisasi, baik pihak dalam maupun pihak luar organisasi. Pihak dalam organisasi ialah para karyawan sedangkan pihak luar organisasi ialah masyarakat pada umumnya. Bagi pihak dalam, tujuan organisasi berfungsi sebagai pedoman terhadap mana seluruh kegiatan mereka diarahkan. Bagi pihak luar, tujuan organisasi itu perlu disebarluaskan supaya masyarakat mendukung atau sekurang-kurangnya bersimpati terhadap organisasi.
Topologi kepemimpinan
Ada empat kelompok tipologi kepemimpinan yang disusun berdasar gaya kepemimpinan, yaitu tipologi Blake - Mouton, tipologi Reddin, tipologi Bradford - Cohen, dan tipologi Leavitt. Menurut Blake - Mouton tipe pemimpin dapat dibagi ke dalam tipe:
Kemudian Reddin melakukan pengembangan lanjut atas tipologi ini, dan menemukan tipe pemimpin sebagai berikut: deserter, missionary, compromiser, bureaucrat, benevolent autocrat, developer, dan executive. Sementara Bradford dan Cohen membagi tipe pemimpin menjadi: technician, conductor, dan developer. Tipologi kepemimpinan yang dikembangkan oleh Leavitt membagi tipe pemimpin menjadi: pathfinders, problem solvers, dan implementers.
Factor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan
Hasil studi Tannenbaum dan Schmid sebagaimana dikutip Kadarman, et.al.(1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektifitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh :
1. Diri Pemimpin.
Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektifitas kepemimpinan disamping mempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.
2. Ciri Atasan.
Gaya kepemimpinan atasan dari manajer sangat mempengaruhi orientasi kepemimpinan manajer.
3. Ciri Bawahan.
Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan manajer. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula caramanajer menentukan gaya kepemimpinannya.
4. Persyaratan Tugas.
Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan manajer.
5. Iklim Organisasi dan Kebijakan.
Ini akan mempengaruhi harapan dan prilaku anggota kelompok serta gaya kepemimpinan yang dipilih oleh manajer.
6. Perilaku dan Haapan Rekan.
Rekan sekerja manajer merupakan kelompok acuan yang penting. Segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan manajer sangat mempengaruhi efektivitas hasil kerja manajer.
Referensi :
Child, John. (1981). Organisasi: A Guide to Problems and Practice. London: Harper & Row.
Dale, Ernest. (1975). Organization. Bombay: Taraporevala Sons & Co.
Hicks, Herbert G – Gullet C. Ray. (1981). Management. Tokyo: Mc Graw Hill.
-------------------, (1975). Organizations: Theory and Behavior. Tokyo: Mc Graw Hill.
Koontz, Harold. O’Donnel, Cyril – Weihrich, Heinz. (1980). Management. Tokyo: Mc Graw Hill.
Melcher, Arlyn J. (1963). Structure and Process of Organizations. Englewood Cliffs, Prentice Hall.
Newman, William H. (1963). Administrative Action, Englewood Cliffs, New York: Prentice Hall.
Robbins, Stephen P. (1976). The Administrative Process. Englewood Cliffs, Prentice Hall.
Sisk, Henry L. (1977). Management and Organization. USA: South-Western Publishing.
Terry George, R. (1968). Principles of Management. Illionis: Richard D. Irwin.
Thirauf, Robert J. Klekam, Robert C. Greeding, Daniel W. (1977). Management Principles and Practices. New York: John Wiley & Sons.
ORGANISASI DAN PERILAKU KEORGANISASIAN
BAB I
ORGANISASI DAN
PERILAKU KEORGANISASIAN
PENDAHULUAN
Persoalan-persoalan organisasi cenderung semakin ruwet, karena manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok selaku pendukung utama suatu organisasi maupun bentukya, miliki perilaku dan pembawaan yang berbeda-beda dan cenderung berkembang mempengaruhi perilaku
organisasi.
Hai ini merupakan tantangan yang harus di hadapi oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu pembahasan masalah tingkah laku manusia didalam organisasi atau perilaku organisasi merupakan suatu hal yang sangat urgen untuk secara terus-menerus dipelajari.
1. PENGERTIAN DAN UNSUR ORGANISASI
Secara umum Organisasi dapat didifinisikan sebagai berikut: Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktifitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa organisasi memiliki 4 unsur, yaitu : sistem, pola aktifitas, sekelompok orang/individu dan tujuan.
1. Organisasi merupakan suatu sistem,terdiri dari sub sistem atau bagian-bagian yang dalam melaksanakan aktifitasnya saling berkaitan satu sama lain. Demi keberhasilan misinya, suatu organisasi harus selalu peka dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal, seperti : selera konsumen, teknologi, sosial politik, penduduk, social budaya,dan lain sebagainya. Ada kecenderungan semakin besar dan kuat suatu organisasi akan semakin mampu untuk beradaptasi dengan faktorlingkungan.
2. Pola aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi pada umumnya mengikuti pola tertentu dengan urutan pola kegiatan relatif teratur dan berulang-ulang. Sedangkan aktivitas yang dilakukan secara temporer/sementara tidak dapat dikatakan organisasi, seperti kegiatan demo dll.
3. Sekelompok orang, organisasi pada dasarya merupakan kumpulan orang-orang, setiap manusia mempunyai keterbatasan baik kemampuan fisik, daya pikir maupun uaktu.oleh karna itu mereka berorganisasi, agar dapat saling bekerja sama dan melengkapi untuk mencapai tuijuan
yang telah ditetapkan.
4. Tujuan organisasi, Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi terbagi dua, yaitu :
a. Tujuan jangka panjang bersifat abstrak – Misi.
b. Tujuan jangka pendek = Tujuan operasional ( Obyektif).
2. PENGERTIAN PERILAKU KEORGANISASIAN
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.
3. TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.
a. pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang mempengaruhinya dalam berperilaku.
b. Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.
c. Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam
organisasi.
Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yang
bersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dll.
4. KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI
a. Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.
b. Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
c. Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar
berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
5. SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU ORGANISASI
Beberapa bidang ilmu yang ikut memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi adalah: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Ilmu Politik, dan Sejarah.
6. TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI
1) Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
2) Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
3) Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.
7. ORIENTASI SITUASIONAL PERILAKU ORGANISASI
Sumbangan yang penting dari para manajer dan ilmuwan dalam bidang perilaku organisasi adalah munculnya konsep yang dikenal dengan nama pendekatan kontingensi dan pendekatan situasional. Pendekatan ini diarahkan kepada pengembangan pada tingkat manajer.Yang paling sesuai dengan situasi tertentu dan karakteristik dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Referensi : sumber dari sanzo.maharu@gmail.com
ORGANISASI DAN
PERILAKU KEORGANISASIAN
PENDAHULUAN
Persoalan-persoalan organisasi cenderung semakin ruwet, karena manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok selaku pendukung utama suatu organisasi maupun bentukya, miliki perilaku dan pembawaan yang berbeda-beda dan cenderung berkembang mempengaruhi perilaku
organisasi.
Hai ini merupakan tantangan yang harus di hadapi oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi. Oleh sebab itu pembahasan masalah tingkah laku manusia didalam organisasi atau perilaku organisasi merupakan suatu hal yang sangat urgen untuk secara terus-menerus dipelajari.
1. PENGERTIAN DAN UNSUR ORGANISASI
Secara umum Organisasi dapat didifinisikan sebagai berikut: Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktifitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa organisasi memiliki 4 unsur, yaitu : sistem, pola aktifitas, sekelompok orang/individu dan tujuan.
1. Organisasi merupakan suatu sistem,terdiri dari sub sistem atau bagian-bagian yang dalam melaksanakan aktifitasnya saling berkaitan satu sama lain. Demi keberhasilan misinya, suatu organisasi harus selalu peka dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal, seperti : selera konsumen, teknologi, sosial politik, penduduk, social budaya,dan lain sebagainya. Ada kecenderungan semakin besar dan kuat suatu organisasi akan semakin mampu untuk beradaptasi dengan faktorlingkungan.
2. Pola aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi pada umumnya mengikuti pola tertentu dengan urutan pola kegiatan relatif teratur dan berulang-ulang. Sedangkan aktivitas yang dilakukan secara temporer/sementara tidak dapat dikatakan organisasi, seperti kegiatan demo dll.
3. Sekelompok orang, organisasi pada dasarya merupakan kumpulan orang-orang, setiap manusia mempunyai keterbatasan baik kemampuan fisik, daya pikir maupun uaktu.oleh karna itu mereka berorganisasi, agar dapat saling bekerja sama dan melengkapi untuk mencapai tuijuan
yang telah ditetapkan.
4. Tujuan organisasi, Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan organisasi terbagi dua, yaitu :
a. Tujuan jangka panjang bersifat abstrak – Misi.
b. Tujuan jangka pendek = Tujuan operasional ( Obyektif).
2. PENGERTIAN PERILAKU KEORGANISASIAN
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.
3. TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI
Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.
a. pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda bedayang mempengaruhinya dalam berperilaku.
b. Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.
c. Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam
organisasi.
Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yang
bersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dll.
4. KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI
a. Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.
b. Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.
c. Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar
berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
5. SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU ORGANISASI
Beberapa bidang ilmu yang ikut memberikan kontribusi dalam perkembangan Ilmu Perilaku Organisasi adalah: Psikologi, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Ilmu Politik, dan Sejarah.
6. TUJUAN MEMPELAJARI PERILAKU ORGANISASI
1) Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi.
2) Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi.
3) Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi.
7. ORIENTASI SITUASIONAL PERILAKU ORGANISASI
Sumbangan yang penting dari para manajer dan ilmuwan dalam bidang perilaku organisasi adalah munculnya konsep yang dikenal dengan nama pendekatan kontingensi dan pendekatan situasional. Pendekatan ini diarahkan kepada pengembangan pada tingkat manajer.Yang paling sesuai dengan situasi tertentu dan karakteristik dari orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Referensi : sumber dari sanzo.maharu@gmail.com
Subscribe to:
Posts (Atom)