Fungsi Permintaan,
Fungsi Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukkan
hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel
harga serta variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu.
Variabel tersebut antara lain harga produk itu sendiri, pendapatan konsumen,
harga produk yang diharapkan pada periode mendatang, harga produk lain yang
saling berhubungan dan selera konsumen
Bentuk Umum Fungsi Permintaan
:
Dalam bentuk persamaan diatas
terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah)
mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu
apabila harga naikl jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun
jumlah yang diminta akan bertambah.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran menunjukkan
hubungan antara jumlah barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan
variabel harga dan variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode
tertentu. Variabel tersebut antara lain harga produk tersebut, tingkat
teknologi yang tersedia, harga dari faktor produksi (input) yang digunakan,
harga produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan produsen terhadap
harga produk tersebut di masa mendatang
Bentuk Umum :
Q = -a + bP atau
Dalam bentuk persamaan diatas
terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah)
mempunyai tanda yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini mencerminkan,
hukum penawaran yaitu apabila
harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah
yang ditawarkan akan berkurang.
Keseimbangan Pasar
Pasar suatu macam barang
dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang
diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Syarat Keseimbangan
Pasar :
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik
keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan
oleh persamaan Qd = 10
– 5P dan fungsi penawarannya adalah Qs = – 4 + 9P
a. Berapakah harga dan
jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
b. Tunjukkan secara
geometri !
Jawab :
a.) Keseimbangan pasar
:
Qd = Qs
10 – 5
P = – 4 + 9P
14P
= 14
P
= 1 ≡ Pe
Q =
10 – 5P
Q
= 5 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan
pasar adalah E ( 5,1 )
2.4.2.Pengaruh Pajak
Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika produk dikenakan pajak t
per unit, maka akan terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut,
baik harga maupun jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan pajak sebagian
dikenakan kepada konsumen sehingga harga produk akan naik dan jumlah barang
yang diminta akan berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak
dapat digambarkan sebagai berikut.
Pengenaan pajak sebesar t
atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke
atas, dengan penggal yang lebih besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak
persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a +
bQ + t
Beban pajak yang ditanggung
oleh konsumen : tk =
Pe‘ – Pe
Beban pajak yang ditanggung
oleh produsen : tp = t – tk
Jumlah pajak yang diterima
oleh pemerintah : T = t x Qe‘
Contoh soal :
Diketahui suatu produk
ditunjukkan fungsi permintaan P = 7 + Q dan fungsi penawaran
P = 16 – 2Q. Produk tersebut
dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit
1. Berapa
harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ?
2. Berapa
besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
3. Berapa
besar pajak yang ditanggung kosumen dan produsen ?
Jawab :
1. Keseimbangan
pasar sebelum pajak
Qd = Qs
7 + Q
= 16 –
2Q
P = 7 + Q
3Q
=
9
P = 7 + 3
Qe =
3
Pe = 10
Jadi keseimbangan pasar
sebelum pajak E ( 3,10 )
Keseimbangan pasar sesudah
pajak
Fungsi penawaran menjadi :
P =
16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 –
2Q
Os
= Qd
19 – 2Q = 7
+ Q
3Q
= 12
Qe‘
= 4
P
= 19 – 2Q
= 19 – 8
Pe‘
= 11
Jadi keseimbangan pasar
setelah pajak E’ ( 4,11 )
1. T
= t x Qe‘
= 3 . 4
= 12 ( Besarnya
penerimaan pajak oleh pemerintah Rp. 12,- )
1. tk = Pe‘ – Pe
= 11 – 10
= 1 ( Besar pajak
yang ditanggung konsumen Rp. 1,- )
tp = t – tk
= 3 – 1
= 2 ( Besar pajak
yang ditanggung produsen Rp. 2,- )
Subsidi yang diberikan atas
produksi/penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah.
Jika produk dikenakan subsidi
s per unit, maka akan terjadi penurunan harga produk sehingga keseimbangan
pasar atas produk tersebut juga akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan
penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ – s
Bagian subsidi yang dinikmati
oleh konsumen : sk =
Pe – Pe‘
Bagian subsidi yang dinikmati
oleh produsen : sp = s – sk
Jumlah subsidi yang
dibayarkan oleh pemerintah : S = s x Qe‘
Contoh Soal :
Permintaan akan suatu
komoditas dicerminkan oleh Qd =
12–2P sedangkan penawarannya Qs =
-4 + 2P pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 2,- setiap unit barang.
a. Berapakah jumlah dan
harga keseimbangan sebelum subsidi ?
b. Berapakah jumlah dan
harga keseimbangan sesudah subsidi ?
c. Berapa bagian dari
subsidi untuk konsumen dan produsen ?
d. Berapa subsidi yang
diberikan pemerintah ?
Jawab ;
a.)
Keseimbangan pasar sebelum subsidi
Qd = Qs Q = 12 – 2P
12 – 2P = -4 +
2P
= 12 – 8
P
=
16
Qe = 4
Pe =
4
( Keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 ))
b.)
Keseimbangan pasar sesudah subsidi :
Qd = 12 –
2P => P = ½ Qd + 6
Qs = -4 +
2P => P = ½ Qs +
2
Sesudah Subsidi Fungsi
Penawaran menjadi
P = ½ Q + 2 – 2
P = ½ Q
Sehingga Kesimbangan pasar
sesudah subsidi menjadi :
– ½ Q + 6 = ½ Q
Qe‘
= 6
P = ½ Q
Pe‘ =
3
( Keseimbangan pasar setelah
subsidi E’ = ( 6, 3 ) )
c.) sk = Pe – Pe‘ sp = s – sk
= 4 – 3 =
2 – 1
=
1 = 1
(Besar subsidi untuk konsumen
Rp. 1,- ) ( Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,- )
d.) Subsidi yang
diberikan pemerintah
S = s
x Qe‘
= 2 . 6
= 12
2.4.4.Fungsi Biaya dan
Fungsi Penerimaan
Fungsi Biaya
Biaya total (total cost) yang
dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya tetap adalah
tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan, biaya tetap merupakan
sebuah konstanta. Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula
biaya variabelnya. Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari
jumlah barang yang dihasilkan.
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
Keterangan ;
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
C = biaya total
k = konstanta
V = lereng kurva VC dan kurva
C
Contoh Soal :
Biaya tetap yang dikeluarkan
oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya
ditunjukkan oleh persamaan VC = 100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya
totalnya ! Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan tersebut
memproduksi 500 unit barang ?
Jawab :
FC = 20.000
VC = 100 Q
C = FC + VC → C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, C = 20.000 +
100(500) = 70.000
Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (total
revenue) adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per
unit barang tersebut.
R = Q x P = f (Q)
Contoh Soal:
Harga jual produk yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan
kurva penerimaan total perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual
barang sebanyak 350 unit ?
Jawab :
R = Q x P
= Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350) = 70.000
2.4.5.Analisis Pulang
Pokok
Analisis Pulang Pokok
(break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah
minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R
= C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita
kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan
kurva C.
Contoh Soal :
Andaikan biaya total yang
dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan
penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan
mengalami pulang pokok ? apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit
?
Jawab ;
Diketahui :
C = 20.000 + 100Q
R = 200Q
Syarat Pulang Pokok
R = C
300Q = 20.000 +
100Q
200Q = 20.000
Q = 100
Jadi pada tingkat produksi
100 unit dicapai keadaan pulang pokok
Jika Q = 150, maka
π = R – C
= 300Q – ( 20.000 +
100Q)
= 200
Q – 20.000
= 200(150) – 20.000
= 10.000
( Perusahaan mengalami
keuntungan sebesar Rp. 10.000,- )
No comments:
Post a Comment