Pages

Tuesday, 10 October 2017

TARIKH ADAB MASA JAHILIYAH

TARIKH ADAB MASA JAHILIYAH
(Makalah TARIKH ADABY yang dipresentasikan pada tanggal Maret 2014 )


Dosen pembimbing:
Nazrotul Khoirot, MA
Disusun oleh:
M Eko Ibnu Soleh
Abdul Holik

JURUSAN BSA & PAI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AT-TAHIRIYAH JAKARTA
TAHUN 2014 M / 1435

BAB I
PENDAHULUAN

            Sastra merupakan refleksi lingkungan budaya dan merupakan satu teks dialektis antara pengarang dan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan suatu sejarah dialektik yang dikembangkan dalam karya sastra. Sehubungan dengan ini sering dikatakan bahwa syair merupakan antologi kehidupan masyarakatArab (Diwān al-`Arab). Artinya, semua aspek kehidupan yang berkembang pada masa tertentu tercatat dan terekam dalam sebuah karya sastra (syair).
            Sastra Arab yang sering disebut dengan Adab sudah berkembang jauh sebelum masa islam datang. Pada masa Jahily bahkan orang Arab terkenal dengan kemampuan mebuat syair-syair yang sangat indah. Ketinggian bahasa sastra Jahily saat itu sudah tak diragukan lagi oleh banyak pengamat kebudayaan, hal ini dikarenakan kondisi sosio-historis yang melatarbelakanginya serta event pasar sastra dan ayyam al-arab turut memberikan andil yang tidak sedikit.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian sastra

            Secara umum الأدب memiliki arti menghias diri dengan akhlak yang luhur seperti jujur, amanah dan lain sebagainya, orang bijak mengatakan : أدبني ربي فأحسن تأديبي “Robbku telah mendidikku dengan sebaik-baiknya pendidikan.” Dalam definisinya, Al-Jurjani meletakkan Adab sebagai sesuatu yang setara dengan Ma’rifah yang mencegah pemiliknya dari terjerumus kedalam berbagai bentuk kesalahan. Secara Khusus “Al-Adab” berarti :

الكلام الانشائي البليغ الذي يقصد به إلى التأ ثيرفي عواطف القراء والسامعين ، سواء كان شعرا أم نثرا
Artinya : “Yaitu perkataan yang indah dan jelas, dimaksudkan untuk menyentuh jiwa mereka yang mengucapkan atau mendengarnya baik berupa syair maupun natsr atau prosa. “
            Dalam mendefinisikan adab (sastra) para Udaba’(ulama’ adab) memiliki banyak pendapat, diantaranya:
الادب صياغة فنية لتجربة بشرية
Ungkapan puitis tentang pengalaman manusia
الادب تعبير عن الحياة وسيلته اللغة
Ungkapan puitis tentang pengalaman yang indah dengan menggunakan media bahasa
الادب من مولدات الفكر البشري المعبرعنها بأسلوب فني جميل
Hasil pemikiran manusia yang diungkapkan dengan ungkapan yang mengandung seni dan keindahan atau seni ungkapan yang indah.
Dari berbagai macam definisi ini dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan seni ungkapan yang indah.[1]



B.   Sejarah perkembangan Adab/Sastra masa jahiliyah

1.      Periodesasi sastra
            Sebelum membahas lebih rinci mengenai sejarah perkembangan Adab pada masa Jahily, disini akan disebutkan terlebih dahulu mengenai periodesasinya. Ada beberapa pendapat dalam membagi periode sastra, mayoritas membagi menjadi 5 periode, yaitu :
a.                    al-asr al-jahili, dimulai 2 abad sebelum islam lahir sampai islam lahir.
b.                   al-Shadr al-Islam,dimulai sejak islam lahir sampai runtuhnya bani  umayyah 132 H.
c.                    al-Shadr al-Abbasi, sejak berdirinya dinasti abbasiyah samapai runtuhnnya kota Baghdad tahun 656 H.
d.                   al-Shadr al-Turki al-Ustmani, sejak runtuhnya Baghdad samapai timbulnya kebangkitan arab di abad modern.
e.                    al-Shadr al-Hadis (modern), sejak timbulnya nasionalisme bangsa arab.
Sebagian membagi menjadi 4 fase, yaitu :
a.                    al-Adab al-Qadim , sejak sebelum islam sampai runtuhnya dinasti umayyah.
b.                   al-Adab al-Muhdas, sejak keruntuhan dinasti umawi sampai berdirinya dinasti abbasi 656H.
c.                    al-Adab al-Turki, sampai kerunttuhan ottoman.
d.                   al-Adab al-Hadis.
Sedangkan team dosen-dosen dari Negara Arab, membagi menjadi 4, yaitu :
a.                    al-Adab al-arabi al-Qadim,
b.                   al-Adab al-arabi al-muwallad
c.                    al-Adab al-arabi al-minhar
d.                   al-Adab al-arabi al-jadid [2]
            Dari pendapat-pendapat yang disebutkan diatas, pada dasarnya tidak ada perbedaan yang sangat signifikan didalamnya. Perbedaanya hanya terjadi pada penggunaan istilah-istilah yang berbeda satu sama lain.



2.      Sastra pada masa jahilyah
            Batasan waktu zaman jahiliyah adalah 150 sampai 200 tahun sebelum kedatangan Islam. Para pengkaji sastra tidak memasuki fase waktu sebelum itu tetapi memfokuskan masa pada 150 tahun sebelum kenabian, suatu masa di mana bahasa Arab mengalami kematangan dan puisi jahili mengalami kematangan.
Pada masa jahili (pra islam) sudah ada dan terdapat tradisi keilmuaan yang tinggi yakni bersyair dan penyair. Syair-syair yang dihasilkan pada masa ini disebut dengan “muallaqat”. Dinamakan muallaqat (kalung perhiasan) karena indahnya puisi-puisi tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita. Sedangkan secara umum muallaqat mempunyai arti yang tergantung, sebab hasil karya syair yang paling indah dimasa itu, pasti digantungkan di sisi Ka’bah sebagai penghormatan bagi penyair atas hasil karyanya. Dan dari dinding Ka’bah inilah nantinya masyarakat umum akan mengetahuinya secara meluas, hingga nama penyair itu akan dikenal oleh segenap bangsa Arab secara kaffah dan turun temurun. Karena bangsa Arab sangat gemar dan menaruh perhatian besar terhadap syair, terutama yang paling terkenal pada masa itu. Seluruh hasil karya syair digantungkan pada dinding Ka’bah selain dikenal dengan sebutan Muallaqat juga disebut Muzahabah yaitu syair ditulis dengan tinta emas. [3]
3.      Faktor faktor berkembangnya sastra pada masa jahilyah.
            Pada periode ini seperti yang telah dijelakan diatas, sastra arab cukup berkembang dengan baik. Hal ini tidak lepas dari beberapa factor yang mendukungnya hal itu, antara lain:
·         Iklim dan tabi’at alam
·         Ciri khas etnik bangsa Arab yang menjadi bangsa yang lahir untuk memuja dan memuji sastra
·         Peperangan
·         Agama
·         Ilmu pengetahuan
·         Politik
·         Interaksi dengan berbagai bangsa dan budaya lain
Selain itu, ada faktor-faktor lain yang mendukung perkembangan sastra, yaitu pasar sastra (al-Aswaq) dan ayyam al-‘Arab (hari-hari orang Arab).
C.   Macam-macam beserta ciri dan contoh sastra di masa jahilyah

1.      Macam-macam sastra pada masa jahily
a.      Natsr atau Prosa.
Pada periode ini terdapat beberapa jenis Natsr, diantaranya: Khutbah, wasiat , Hikmah dan Matsal.
Ø  Khutbah: Yaitu serangkaian perkataan yang jelas dan lugas yang disampaikan kepada khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting.
Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah
1.      Banyaknya perang antar kabilah.
2.      Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang.
3.      Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
4.      Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan daripada tulisan.
5.      Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.
Ciri khasnya
1.      Ringkasnya kalimat.
2.      Lafaznya yang jelas.
3.      Makna yang mendalam.
4.      Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).
5.      Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal.
Contoh Khutbah :
Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin
يا معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره, و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر : قاتلوا فما للمنايا من بد
“Wahai sekalian kaum Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr….. Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian…”
Ø  Wasiat: yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.
Contoh Wasiat :
Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid
ألن جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم, واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك
“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu. Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta, maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”
Ø  Hikmah: Yaitu kalimat ringkas yang menyentuh yang bersumber dari pengalaman hidup, didalamnya terdapat ide yang lugas dan nasihat yang bermanfaat.
Contoh_Hikmah:
آفة الرأي الهوى
“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”
مصارع الرجال تحت برو ق الطمع
“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“
Ø  Matsal : Yaitu kalimat singkat yang diucapkan pada peristiwa tertentu, digunakan untuk menyerupakan peristiwa tertentu dengan peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh Matsal :
سبق السيف العذل
“Pedang telah mendahului celaan.”
Bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.[4]
b.      Syair / puisi
            Pada masa jahiliyah ini,jenis sastra yang paling terkenal dikalangan masyarakat adalah syair. Sebab syair memiliki kedudukan yang penting dan memberi pengaruh yang kuat sehingga setiap kabilah saling berbangga dengan kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka, mereka pun kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati syair-syair tersebut.
            Selain itu, sastra jenis ini begitu sangat  menonjol dikalangan masyarakat jahiliy karena syair memiliki puncak keindahan dalam sastra. Sebabsyair adalah gubahan yang dihasilkan dari kehalusan perasaan dan keindahan daya khayal. Para penyair  pada zaman jahiliyah mewakili kelas tedidik (intelegensia), karena sya’ir dalam bahasa Arab memiliki arti al-‘ilm (pengetahuan).
            Puisi pada zaman jahiliyah diartikan sebagai kata-kata yang berirama dan berqafiah yang mengungkapkan imajinasi yang indah dan bentuk-bentuk ungkapan yang mengesankan lagi mendalam.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
1.      Al-Madh atau pujian.
2.      Al-Hija’ atau cercaan.
3.      Al-Fakhr atau membangga.
4.      Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
5.      Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
6.      Al-I’tidzar atau permohonan maaf.
7.      Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
8.      Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik.
Contoh puisi pada masa ini adalah:
والريح تسأل من انا
انا روحها الحيران أنكرنى الزمان
انا مثلها فى لا مكان
نبقى نسير ولا انتها
نبقى نمر ولا بقاء
إذا بلغنا المنحنى
خلناه خاتمة الشقاء
فإذا فضاء
Angin bertanya, siapa aku
Aku adalah jiwanya yang bingung, diingkari zaman
Aku seperti dirinya, tidak punya tempat
Selalu berjalan, tanpa akhir
Selalu berlanjut, tanpa henti
Bila aku sampai di tikungan,
Aku mengira, itu adalah akhir penderitaan
Tapi, itu ternyata tanah lapang
c.       Al-Mu’allaqot
            Yaitu merupkan Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah. Dinamakan dengan Al-Mu’allaqot ( Kalung ) karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang wanita.[5] Para pujangga Al-Mu’allaqot berjumlah tujuh orang, yaitu :
v  امرؤ القيس بن حجر الكندي
v  زهير بن أبي سلمى
v  طرفة بن العبد
v  عنزة بن شداد العنسي
v  عمرو بن كلثوم
v  الحارث بن حلزة
v  لبيد بن ربيعة
Contoh Syair Al-Mu’allaqot karya  Zuhair Bin Abi Sulma,
سئمت تكـاليـف الـحياة ومن يعش ثـمانين حولا- لا أبا لك – يسـأم
وأعـلم مـا في اليوم والأمـس قبلـه ولكنني عن علم ما في غـد عـم
ومـن هـاب أسبـاب المـنايـا ينلـنه ولـو نـال أسباب السـماء بسلــم
ومن يجعل المعروف في غير أهله يـعــد حـمـده ذمـا عــليه فيـندم
ومهما تكن عند امرئ من خـليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم
لأن لـسان الـمـرء مـفـتـاح قــلـبه إذا هو أبدى مـا يـقول من الـفـم
لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إلا صـورة اللحـم والدم
Aku telah letih merasakan beban kehidupan
Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini
Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari
Namun terhadap masa depan sungguh aku buta
Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya
Walau ia panjat langit dengan tangganya
Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji
Maka esok hari pujiannya itu akan disesali
Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu
Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia
Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati
Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah sahaja


2.      Ciri-ciri sastra pada masa jahilyah
            Ada beberapa ciri umum yang terdapat dalam sastra arab pada masa jahily, diantaranya:
·         Kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa ungkapan yang berlebihan.
·         Susunan kalimat yang ringkas
·         Sederhana dalam struktur kalimat hal ini dilatarbelakangi kondisi sosiologis, cara mereka hidup menciptakan karakter manusia yang sederhana sehingga mempengaruhi ketika menyusun sebuah ungkapan.
·         Romantis, bahasa yang romantis ketika mengungkapkan jiwa perasaan penyair.
·         Al-Muhdhar menambahkan karakteristik sastra jahili adalah mengungkapkan kejantanan dan keperwiraan, menceritakan pengalaman baik yang butuk maupun yang jelek.
            Dari berbagai karakter di atas dapat disimpulkan bahwa corak sastra jahily sangaat sederhana hal itu dipengaruhi cara hidup mereka yang sangat sederhana sehingga membentuk jiwa yang sederhana, begitupun dalam mengungkapan sesuatu.[6]
      Sedangkan ciri-ciri dari segi bentuknya diantaranya:
·         Mementingkan ilmu ‘Arudh karena disepakati sebagai suatu tradisi seni dalam sastra Arab yang melekat kuat pada pendengaran orang-orang Arab yang tak bisa dipisahkan
·         Mereka menilai wazan sebagai sesuatu yang penting dalam syair
·         Dalam prosa, mereka mementingkan fasahah (ketepatan diksi) dan bayan(suatu gaya bahasa indah yang menyentuh rasa dan mampu memnggambarkan makna dengan jelas).[7]



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pada dasarnya perkembangan Adab / Sastra Arab telah dimulai jauh sejak zaman pra-Islam, atau yang sering kita kenal dengan Zaman Jahiliyah. Bahkan berabad-abad sebelum islam datang telah berkembang banyak sekali berbagai macam sastra dalam kalangan masyarakat Arab kuno. Namun pada pembahasanya, para ulama’ sejarah hanya berfokus pada sekitar 150 tahun sebelum islam datang, atau sekitar satu hingga dua abad masa pra-Islam. Jarang sekali ditemukan pembahasan mengenai sastra sebelum masa itu.
            Cukup banyak jenis-jenis sastra yang berkembang pada masa ini. Diantaranya yang paling menonjol adalah syair atau puisi. Ini disebabkan syair memiliki tingkat kebahasaan yang paling tinggi diantara sastra-sastra jenis lain. Banyak sekali syair-syair indah yang tercipta pada masa ini. Syair dianggap sebagai symbol ketinggian intelektual. Maka tidak heran jika para penyair-penyair di masa ini sangat disanjung, bahkan menjadi orang yang sangat terkenal dan dianggap memiliki kedudukan yang tinggi dimata masyrakat.

          













DAFTAR PUSTAKA :

            Ahmad Amin. 1975.  Fadjrul Islam. Kairo : Maktabah Nahdiyah.
            Syauqi Dhaif. 2001. Tarikh al-Adab al-Arabi : al-Ashru al-Jahil. Kairo : Dar al-Ma’arif.
            Lajnah. 1962. Al-Mujaz di al-Adab al-Arabi wa Tarikhuhu. Beirut : Dar al-Ma’arif.
            Http://waklehganteng.blogspot.com/p/kumpulan-makalah-smester-4-wak-leh.html (artikel diakses tanggal 23 maret 2014).
            Http://aam-ezaam.blogspot.com/2012/04/sejarah-sastra-arab-jahily.html (artikel diakses tanggal 23 maret 2014).
            Http://zyasdiary.blogspot.com/2011/10/sejarah-sastra-arab.html (artikel diakses tanggal 23 maret 2014).
            Http://ichsanmufti.wordpress.com/2006/12/04/sejarah-perkembangan-sastra-arab-bag2/ (artikel diakses tanggal 23 maret 2014).
            Http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/03/15/lintasan-sejarah-islam-10-sastra-arab-pada-zaman-permulaan-islam/ (artikel diakses tanggal 23 maret 2014).




                [1] http://waklehganteng.blogspot.com/p/kumpulan-makalah-smester-4-wak-leh.html
                [2] http://aam-ezaam.blogspot.com/2012/04/sejarah-sastra-arab-jahily.html
                [3] http://wakleh.....  Op. cit
                [4] http://ichsanmufti.wordpress.com/2006/12/04/sejarah-perkembangan-sastra-arab-bag2/
                [5] http://ichsanmufti...Op. cit.
                [6] http://aam-ezaam.... Op.cit.
                [7] http://wakleh.....  Op. cit

No comments:

Post a Comment