Sastra Arab Pada Sadr Al-Islam
Ditunjukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Tarikh Adabi Dikumpulkan pada 3 Maret 2014
Kelompok II
Isma Mahmudah
Riska Indriani
FALKUTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN BAHASA & SASTRA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH
2014 M / 1435 H
PENDAHULUAN
Perkembangan sastra Arab dari masa ke masa tidak bisa lepas dari sejarah kehidupan bangsa Arab. Yang mana dulu sastra timbul karena kerinduan orang Arab akan kedamaian dalam hiruk-piruk kisruhnya peperangan. Islam telah menggoreskan sejarah perubahan yang menyeluruh pada sistem kehidupan manusia, baik dari segi spiritual, sosial, politik maupun sastra dan budaya, perubahan tersebut tidak hanya terbatas bagi bangsa Arab saja, namun mencakup seluruh bangsa yang tersentuh oleh dakwah islam, sehingga bangsa tersebut tersinari oleh cahaya dan keutamaan iman.
Banyak terjadi perbedaan pendapat tentang periodisasi sastra Arab. Mayoritas tokoh sastrawan menggabung masa sadr al-Islam dan Umayyah menjadi satu. Namun, karena kedatangan Islam justru mengkritik sasta Jahili yang sebelumnya sudah mapan, maka masa Sadr Islam ini lebih baik jika dipisah. Karena nanti kedatangan islam akan menggeser posisi puisi dan lebih mengunggulkan prosa sebagai sarana dakwah nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam. Dan disini pemakalah akan menjelaskan bagaimana perkembangan sastra pada masa permulaan islam.
PEMBAHASAN
A. Definisi sastra
Secara etimologi, sastra dalam bahasa Inggris adalah literature (tulisan, tata bahasa).
Dalam bahasa Indonesia, sastra berasal dari kata sanskerta. Sas berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan tra berarti sarana, alat. Artinya sastra adalah sarana untuk mengajar.
Dalam bahasa Arab, sastra diartikan adab yang memiliki banyak definisi :
Pada masa jahili, kata adab dikalangan sastrawan tidak digunakan untuk penyebutan istilah “sastra” tapi “undangan jamuan makan”.
Pada masa Islam, kata adab dalam salah satu hadist nabi sebagai berikut:
“أَدَبَنِيْ رَبِّيْ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبِي” mempunyai arti budi pekerti yang luhur.
Makna kata Adab juga bisa dibagi dua :
1) Makna Adab secara umum : Berperilaku dengan akhlak karimah. Seperti jujur, dan amanat.
2) Makna secara khusus : Ucapan yang indah, yang menyentuh (perasaan), dan memberi pengaruh pada jiwa.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa untuk mata kuliah tarikh adab, sastra adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari ucapan-ucapan yang indah, penuh imaginatif/khayalan yang mampu menyentuh perasaan seseorang dan mampu memberi pengaruh pada jiwa seseorang.
Apa saja yang ada dalam adab?
Secara garis besar, karya adab dibedakan atas dua genre ( النوع ), yaitu puisi (الشعر) dan prosa ( النثر ). Secara kategoris, puisi bisa dibedakan atas puisi perasaan (الشعر الغنائي أوالوجداني ), puisi cerita (الشعر القصصي أو الملحمي), puisi perumpamaan (الشعر التمثيلي ), dan puisi pengajaran ( الشعر التعليمي ). Prosa bisa dibedakan atas prosa tertulis dan prosa tak tertulis.
Prosa tertulis meliputi prosa naratif (القصة) dan prosa non naratif (المقال). Prosa naratif meliputi biografi (الرواية), kisah (القصة) , cerita pendek (الأقصوصة = القصة القصيرة), dan novel. Adapun prosa non naratif bisa dibedakan atas prosa subyektif (argumentasi/persuasi) (المقال الذاتي) dan prosa obyektif (deskripsi/eksposisi) (المقال الموضوعي). Prosa tak tertulis meliputi pidato (الخطابة), ceramah (baik ceramah audiovisual (المحاضرة) maupun ceramah auditorial (الحديث الاذاعي), dan drama (المسرحية). Drama sendiri dibedakan atas drama komedi (الملهاة) dan drama nonkomedi (المأساة). Diantara berbagai genre adab diatas, novel dan drama merupakan genre yang tidak asli Arab, akan tetapi datang dari Eropa.
B. Perkembangan adab dari masa ke masa
Pada zaman jahiliyah, genre adab yang paling dominan ialah puisi. Saat itu puisi yang paling populer ialah المعلقات (Puisi-puisi Yang Tergantung). Disebut demikian karena puisi-puisi tersebut digantungkan di dinding Ka’bah. Dinding Ka’bah kala itu kurang lebih juga berfungsi sebagai “majalah dinding”. Penyair yang paling terkenal pada masa jahiliyyah ialah Imru’ul Qais. Disamping itu tercatat pula nama-nama seperti Al-A’syaa, Al-Khansa, dan Nabighah Adz-Dzibyani.
Berdasarkan temanya, puisi zaman jahiliyah dibedakan atas الفخر (membangga-banggakan diri atau suku), الحماسة (kepahlawanan), المدح (puji-pujian), الرثاء (rasa putus asa, penyesalan, dan kesedihan),الهجاء(kebencian dan olok-olok), الوصف (tentang keadaan alam), الغزل (tentang wanita), الاعتذار (permintaan maaf).
Setelah Islam datang, tidak berarti bahwa puisi-puisi menjadi dilarang. Islam datang untuk memelihara yang sudah baik, memperbaiki yang kurang baik, menghilangkan yang buruk-buruk saja, dan melengkapi yang masih lowong. Tentang puisi, Nabi bersabda,”إن من الشعر حكمة (Sesungguhnya diantara puisi itu terdapat hikmah)”. Ketika Hasan ibn Tsabit (شاعر الإسلام ) mengajak untuk mencemooh musuh - musuh Islam, Nabi berkata, ”هجاهم و جبريل معك (Cemoohlah mereka, Jibril bersamamu)”. Nabi pernah memuji puisi Umayyah ibn Abu Shalti, seorang penyair jahiliyah yang menjauhi khamr dan berhala. Nabi juga pernah memuji puisi Al-Khansa, seorang wanita penyair zaman jahiliyyah. Bahkan, Nabi pernah menghadiahkan burdah (gamis)-nya kepadaKa’ab ibn Zuhair saat Ka’ab membacakan qasidahnya yang berjudul بنات سعاد . Karena itu, muncullah apa yang disebut dengan Qasidah Burdah. Di masa permulaan Islam ini, berkembang pula genre pidato dan surat korespondensi. Surat-surat pada mulanya dibuat oleh Nabi untuk menyeru raja-raja di sekitar Arab agar masuk Islam.
Pada masa Bani Umayyah, muncul tema-tema politik dan polemiknya sebagai dampak dari ramainya pergelutan politik dan aliran keagamaan. Namun, pada masa ini Islam juga mencapai prestasi pembebasan (القتوح) yang luar biasa, sehingga banyak memunculkan شعر الفتوح و الدعوة الإسلامية (Puisi Pembebasan dan Dakwah Islam). Para penyair yang terkenal pada masa ini antara lain Dzur Rimah, Farazdaq, Jarir, Akhtal, dan Qais ibn Al-Mulawwih (terkenal dengan sebutan Majnun Laila).
Pada zaman Bani Abbasiyah, surat menyurat menjadi semakin penting dalam rangka penyelenggaraan sistem pemerintahan yang semakin kompleks. Dalam genre prosa, muncul prosa pembaruan (النثر التجديدي) yang ditokohi oleh Abdullah ibn Muqaffa dan juga prosa lirik yang ditokohi oleh antara lain Al-Jahizh. Salah satu prosa terkenal dari masa ini ialah Kisah Seribu Satu Malam (ألف ليلة و ليلة). Dalam dunia puisi juga muncul puisi pembaruan yang ditokohi oleh antara lain Abu Nuwas dan Abul Atahiyah.
Masa Bani Abbasiyah sering disebut-sebut sebagai Masa Keemasan Sastra Arab. Karena Islam juga eksis di Andalusia (Spanyol), maka tidak ayal lagi kesusastraan Arab juga berkembang disana. Pada zaman Harun Al-Rasyid, berdiri Biro Penerjemahan Darul Hikmah. Namun hal lain yang perlu dicatat ialah bahwa pada masa ini banyak terjadi kekeliruan berbahasa di tengah masyarakat akibat pergumulan yang kuat bangsa Arab dengan bangsa ajam (non Arab).
Setelah melewati Masa Keemasan, kesusastraan Arab kemudian memasuki masa kemunduran, yang sering juga disebut sebagai zaman pertengahan, zaman Mamluk, atau zaman Turki. Secara umum kemunduran ini disebabkan oleh mulai timbulnya instabilitas politik. Bahasa Arab saat itu bahkan bisa dikatakan telah hancur dihadapan bahasa resmi, Turki. Meski namanya zaman kemunduran, namun tidak sedikit para sastrawan ternama muncul pada masa ini.
Menjelang zaman modern, sastra Arab mulai dihadapkan dengan sastra Barat. Dalam hal ini, terdapat dua aliran utama. Pertama, aliran konservatif (المحافظون), yakni mereka yang masih memegang kaidah puisi Arab secara kuat. Mereka itu antara lain Mahmud Al-Barudi dan Ahmad Syauqi. Yang terakhir disebut ini sering dikenal dengan sebutan أمير الشعراء (Pangeran Para Penyair) dan Poet of Court (Penyair Istana). Disamping itu terdapat pula Hafizh Ibrahim yang dikenal dengan sebutan Poet of People (Penyair Rakyat). Aliran yang kedua ialah aliran modernis (المجددون), yakni mereka yang ingin lepas dari kaidah dan gaya tradisional serta sangat terpengaruh oleh sastra Barat.
Memasuki zaman modern, perseteruan antara sastra Arab dan sastra Barat semakin menjadi-jadi. Dalam dunia puisi, terdapat dua aliran utama, yakni konservatif dan modernis. Di kubu konservatif terdapatMushthafa Shadiq Al- Rafi’i, Mahmud Abbas Al-Aqqad dan kawan-kawan. Sementara di kubu modernis terdapatAhmad Amin, Muhammad Husain Haikal, Taha Husain, dan kawan-kawan. Dalam dunia puisi juga terdapat aliran konservatif dan modernis. Aliran modernis memperkenalkan puisi bebas (puisi tanpa sajak). Beberapa sastrawan aliran Romantik pada tahun
1930-an telah mendirikan kelompok penyair bernama Kelompok Apollo. Satu perkembangan unik puisi di masa ini ialah munculnya شعر المقاومة (Puisi Perlawanan) yaitu puisi yang menggelorakan perlawanan Islam dan Arab melawan Zionis Israel.
Kesusastraan Arab tidak hanya telah diramaikan oleh umat Islam. Beberapa sastrawan nonmuslim, meskipun tidak banyak, telah diakui (minimal oleh dunia Barat) sebagai bagian dari komunitas sastra Arab. Diantara mereka terdapat Khalil Jibran (Kahlil Gibran), dengan karya terkenalnya الأجنحة المتكسرة (Sayap-sayap Patah) danالأرواح المتمردة (Jiwa-jiwa Pemberontak). [Selesai]
C. Batas permulaan Islam
Batasan sastra Arab pada masa sadr Islam dimulai dari masa kenabian sampai berakhirnya khulafaurrasyidin (1-38 H, 622-660 M). Sastra Pada periode ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang kehidupan masyarakat Islam yang bergitu gemilang jauh dari kekacauan, sebuah lembaran sejarah yang paling indah, kita baca baris-barisnya yang akan menghembuskan aroma keikhlasan, memperlihatkan cahaya tauhid dan menampakkan sebuah semangat yang mampu merontokkan gunung, dan menundukkan berbagai macam kesulitan.
Lembaran sejarah itu telah ditulis dengan darah para syuhada yang kelak pada hari kiamat akan menebarkan bau wangi bak minyak misik, baris-baris mutiara itu ditulis oleh tangan-tangan yang suci dan hati yang sehat nan tulus. sebuah masa dimana kehidupan begitu tentram dikarenakan keimanan yang ada pada hati-hati mereka. Pada periode ini sastra pun berkembang sesuai dengan ruh keislaman.
D. Kondisi bangsa Arab pada masa permulaan Islam
Agama : multiagama (Jahili, Majusi, Nasrani, Yahudi, dll), kemudian sebagian besar masuk Islam (muhammadinisme).
Politik : bergesernya dari bentuk sukuisme, menjadi negara (Madinah dan khalifah),sehingga banyak terjadi konflik&kepentingan, terutama setelah Nabi Wafat. Suku Qurasiy sebagai suku tertinggi. Secara ekternal diapit oleh kekuasaan Romawi dan Persi.
Sosial : ‘Arab (kota, kaya) dan A’rab (desa, miskin), negara sebagai panglima Hukum.
Ekonomi : perdagangan mata pencaharian utama, negara mengelola keuangan, transaksi dengan uang (nonbarter), sehingga masyarakat cenderung mulai “sejahtera”, ada monopoli suku tetentu terhadap kekayaan alam, oase, sumur, rumpu, sumber mata air.
Geografis : di samping daerah Utama: Yaman, Najed, Hejaz, wilayah Mesir, Syiria dan Irak menjadi bagian Arab-Islam
Ilmu dan Pengetahuan : disiplin “pengetahuan” bermunculan, yang diinspirasi oleh Ajaran Agama, terutama al-Qur’an dan Hadis seperti Qira’at, nahwu, musyawarah (demokrasi islam), politik, ekonomi, administrasi negara, dll.
E. Faktor pendorong sastra pada permulaan Islam
Pada masa permulaan Islam, posisi puisi tergeserkan oleh prosa, Karena prosa digunakan nabi Muhammad sebagai alat untuk berdakwah. Adapun faktor-faktor pendorong sastra adalah sebagai berikut :
Adanya sastra Jahili yang sudah mapan, sehingga tinggal mengembangkan saja.
Datangnya agama Islam, yang membawa Al-Qur’an dan hadis baik dari lafal maupun makna/ isi keduanya.
Nabi Muhammad sebagai agen yang “membelokkan” puisi Jahili dengan puisi Islam sebagai media untuk politik dakwah.
Perluasan wilayah islam.
Adanya embrio Rasionalisme.
“Luntur”nya fanatisme kesukuan, akibat dari dominasi negara Madinah.
Keadaan ekonomi-politik yang “stabil”.
Sudah ada “kementerian” yang mengatur kehidupan masyarakat.
Adanya kontak bahasa dengan budaya lain, terutama bahasa dan sastra.
F. Pengaruh Islam terhadap sastra Arab
Kedatangan islam di tanah arab telah membawa pengaruh besar dan kemajuan di berbagai aspek agama, ekonomi, politik, seni dan budaya, juga aspek sosial bangsa itu sendiri. dan islam muncul pada abad ke tujuh masehi yang dibawa oleh nabi Muhammad. Adapun pengaruh islam pada sastra Arab dari jahilliyah menuju permulaan islam adalah sebagai berikut :
1. Bertambah halus bahasannya
Jika diamati keberadaan bahasa arab pada masa jahilliyah, maka jauh berbeda setelah datangnya agama islam di tengah-tengah bangsa Arab. bila bahasa arab pada masa jahilliyah sangat kasar didengar dikarenakan watak dan tabiat mereka secara genetis pada masa itu juga sangatlah kasar. Tapi setelah islam datang, mereka banyak mengambil etika dan tata cara penyusunan kalimat dari al-qur’an dan semakin gemar untuk membacanya.
Dari al-qur’an seakan mereka mendapat satu kekuatan dan kewibawaan, hingga terus-menerus dibaca dan dihafal. Dari kemukjizatan alqur’an itulah mereka tersadar. Hingga tidak sedikit di antara mereka, baik yang awam maupun dari para penyair yang memeluk agama Islam. Dari alqur’an juga para penyair banyak belajar akan seni keindahan dan kehalusan pemakaian bahasa sastranya.
2. Bertambah luasnya pemakaian bahasa Arab
Dengan adanya perluasan daerah islam yang merata ke berbagai penjuru dan banyaknya perpindahan bangsa-bangsa arab ke daerah-daerah yang baru, telah menyebabkan adanya percampuran antara bangsa arab dengan bangsa lain.
Secara otomatis akan membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan pemakaian bahasa Arab, khsusnya di kalangan bangsa yang telah masuk Islam. Sehingga tidak mengherankan lagi jika bahasa arab di masa itu menjadi bahasa persatuan bagi umat islam dimana saja.
Setelah datangnya islam, maka pemakaian bahasa arab pun semakin meluas. Sebab dalam islam ditetapkan syari’at-syari’at seperti shalat, puasa, haji. Dengan sendirinya pemakaian bahasa arab tersebut terus berkembang sampai ke penjuru dunia, sampai pada kalangan pemerintah muslimin dalam usaha memperluas daerah kekuasaannya.
3. Bertambah tinggi nilai sastranya
Bangsa arab pada masa jahilliyah dulu sangat mendambakan ketinggian nilai sastra, sebab mereka mempunyai gairah yang besar sekali terhadap yang dihasilkan oleh sang penyair. Sehingga mereka sering sekali mengadakan lomba syi’ir dan yang menang karyanya akan digantung di dinding ka’bah. Dan sekaligus menentukan siapa yang paling tinggi dan indah sastranya.
Untuk dapat mengalahkan keahlian mereka dan menghindarkan mereka dari kesombongan , maka Allah menurunkan mu’jizat yaitu al-qur’an sebagai suatu standart bahasa. Adapun maksud kemukjizatan al-qur’an adalah bukan untuk melemahkan manusia, melainkan untuk menjelaskan kepada manusia akan kebenaran al-qur’an dan rasul yang membawa al-qur’an.
G. Bentuk-bentuk sastra pada masa permulaan Islam
Seperti yang telah pemakalah jelaskan diatas, bahwa prosa pada masa permulaan islam ini mengalami perkembanagn yang pesat, sehingga menggeser posisi puisi. Adapun bentuk-bentuk prosa adalah sebagai berikut :
1. Khutbah (pidato)
Pada periode ini kedudukan syair mulai tergantikan oleh khutbah dikarenakan beberapa hal, antara lain :
Semangat untuk menyebarkan cahaya islam dengan dakwah dan jihad.
Pengaruh Al-Qur’an dan Hadits terhadap kefasihan sastra arab.
Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial-politik pendidikan dan sebagainya.
Penjelasan kebijakan politik dan hukum para khalifah.
Contoh Khutbah Pada periode ini:
Khutbah Abu Bakar Ash-Siddiq Ketika Diangkat Sebagai Khalifah :
Sesaat setelah Meninggalnya Rasulullah SAW, kaum muslimin memilih Abu Bakar RA. sebagai pemimpin mereka karena berbagai keutamaan yang ada padanya, ia adalah lelaki pertama yang beriman kepada Rasulullah, teman beliau didalam gua tsaur dan teman setia beliau ketika berhijrah ke Mekkah, Rasulullah juga pernah memerintahkannya untuk menjadi imam menggantikan beliau ketika beliau sakit.
Ketika diangkat sebagai Khalifah beliau berkhutbah kepada sekalian kaum muslimin dengan terlebih dahulu memuji Allah dan berkata :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّيْ قَدْ وَلَّيْتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِخَيْرِكُمْ، فَإِنْ رَأَيْتُمُنِيْ عَلَى حَقٍّ فَأَعْيُنُوْنِيْ , وَإِنْ رَأَيْتُمُوْنِيْ عَلَى َباطِلٍ فَسَدِّدُوْنِيْ , أَطِيْعُوْنِيْ مَا أَطَعْتُ اللهَ فِيْكُمْ , فَإِذَا عَصَيْتُهُ فَلَا طَاعَةَ لِيْ عَلَيْكُمْ , أَلَا إِنْ أَقْوَاكُمْ عِنْدِيْ الضَّعِيْفُ , حَتَّى آخِذَ الْحَقَّ لَهُ , وَ أَضْعَفَكُمْ عِنْدِيْ الْقَوِيُّ حَتىَّ آخِذَ الْحَقَّ مِنْهُ أَقْوَلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ.
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik diantara kalian, jika kalian melihatku berjalan diatas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku diatas kebatilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah, Bahwasanya orang yang paling kuat diantara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang aku sampaikan kepada kalian seraya memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah SWT.
2. Kitabah atau Surat
Pada periode ini Kegiatan surat menyurat mulai berkembang dalam rangka dakwah islamiyah, pengaturan hukum dan kebijakan politik pemerintahan islam serta penulisan piagam perdamaian antarnegeri.
Contoh Surat Rasulullah kepada Khalid bin Walid :
Semenjak Allah memerintahkan Beliau untuk berdakwah kejalan Allah, Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam upaya menyebarkan cahaya Islam dan mengajak manusia kembali kepada tauhid. Beliau tak pernah lelah dalam mendakwahi manusia kejalan Allah dengan penuh kebijaksanaan, nasihat yang baik dan akhlak yang terpuji.
Diantara kabilah Arab yang didakwahi oleh Beliau adalah kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b, Beliau pun mengutus Khalid bin Walid untuk mengajak mereka kepada Islam. Sampai akhirnya Khalid bin Walid mengirimkan surat kepada Rasulullah bahwa kabilah tersebut menerima dakwah Islam. Rasulullah membalas surat tersebut memerintahkan Khalid bin Walid untuk kembali bersama utusan dari mereka untuk pembelajaran tentang keislaman Dalam suratnya Beliau berkata :
بِـسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ : مِنْ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ رَسُوْلُ اللهِ إِلَى خَالِدِ بْنِ الْوَلِيْدِ , سَلَامٌ عَلَيْكَ , فَإِ نِّيْ أَحْمَدُ إِلَيْكَ اللهَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ.
أَمَّا بَعْدُ : فَإِنَّ كِتَابَكَ جَاءَنِيْ مَعَ رَسُوْ لِكَ تُخْبَرُ أَنَّ بَنِيَ الْحَارِثِ بْنِ كَعَبٍ قَدْ أَسْلَمُوْا قَبْلَ أَنْ تُقَاتَلَهُمْ , وَأَجَابُوْا إِلَى مَا دَعَوْتُهُمْ إِلَيْهِ مِنَ الْإِسْلَامِ , وَشَهِدُوْا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ , وَأَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُاللهِ وَرَسُوْلِهِ , فَبَشِّرهُمْ وَأَنْذِرْهُمْ , وَأَقْبَلَ وَالْيُقْبَلُ مَعَكَ وَفَدَهُمْ وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهْ
“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’b telah masuk islam dengan damai tanpai terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa Allah limpahkan kepadamu.
H. Tokoh-tokoh sastra pada masa permulaan Islam
1. Hassan Ibn Tsabit
Ayah nya bernama Tsabit Ibn Mundzir Ibn Haram Al-Khuzraji dan ibunya bernama Furai’ah Al-Khuzrajiyah. Dia tertarik pada Islam dan akhirnya masuk di agama Allah ketika nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
Dia hidup selama 120 tahun, 60 dalam keadaan jahilliyah dan 60 tahun dlam keadaan islam, namun hal itu masih menjadi perselisihan diantara para ulama’. Ada yang mengatakan bahwa dia lahir sebelum nabi Muhammad lahir dengan selisih 60 tahun.
2. Ka’ab Ibnu Malik Al-Anshari
Nama lengkapnya adalah Amru Ibnu At-Taqin Ibnu Ka’ab Ibnu Suwad Ibn Ghanam Ibnu Ka’ab Ibnu Salamah Al-Anshari. Dia dijuluki Abu Abdullah, Abu Abdur Rahman, Abu Muhammad Dan Abu Basyir.
Contoh puisinya yang bercerita tentang suasana perang,
Ini puisi Ka’ab ketika ia menyaksikan kejadian di Bi’ru Ma’unah :
تَرَكْتُمْ جَارَكُمْ لِبَنِيْ سَالِمْ # مُخَافَةً حَرَبَهُوْا عَجْزًا وَهْوَنَا
فَلَوْ حَبْلًا تَنَاوَلَ مِنْ عَقِيْلٍ # لَمُدُّ بِحَبْلِهَا حَبْلًا مَتِيْنًا
أَوِ الْقِرْطَاءِ مَا إنْ أَسْلَمُوْا # وَقَدِمَا مَا وَفُوْا إذَ لَا تَفُوْنَ
“Karena meninggalkan tetanggamu bani salim, karena yakut akan perang yang melemahkan dan menghinakan. Walau tali melilit para pemimpin untuk mengulurkan tangan yang kuat. Atau qirtha’ bila tidak masuk islam dan mengajukan suatu kelengkapan apabila tidak datang”.
3. Abdullah bin Rawalah
Nama lengkapnya adalah Abdullah ibn Rawalah Ibnu Tsa’labah Ibnu Amrul Qais Al-Qibqsi Al-Akbar Ibnu Malik Al-Aghra Ibnu Tsa’labah Ibnu Ka’ab Ibnu Khazraj Ibnu Al-Harits Ibnu Khazraj Al-Anshari Al-Khazraji.
لَا كِنِّيْ اَسْأَلُ الرَّحْمَنَ مَغْفِرَةٌ # وَضَرْبَةٌ ذَاتَ فَزَعٍ تَقَذَّفَ الزَّبَدَا
بِحَرْبَةِ تَنْفُذُ الْأحْشَاءَ وَالْكَبَدَا # أَوْ طَعْنَةٍ بِيَدِيْ حِرَانٍ مُجَهَّزَةً
يَا أَرْشَادَ اللهَ مَنْ فَازَ وَقَدْ رَشَدًا # حَتَّى يَقُوْلُوْا إذَا مُرُّوْا عَلَى جَدَثٍ
“Akan tetapi aku memohon ampunan kepada dzat yang maha pengasih, untuk melenyapkan rasa ketakutan yang berlebih bagaikan buih. Atau tikaman dengan tanganku yang ingin menembus isi perut dan hati. Hingga jika ada yang melewati makamku. Mereka akan berkata : wahai orang yang mencari petunjuk, barang siapa yang menang, maka ia benar-benar telah mendapatkan petunjuk”.
4. Al-Buthayi’ah
Nama lengkapnya adalah jamal ibnu malikah, salah seorang penyair al-mukhadramin, yaitu mereka yang mengenal masa jahiliyan dan islam. Dia bertubuh pendek, sehingga dijuluki Butha’iyah (seorang laki-laki yang pendek).
KESIMPULAN
Sastra adalah sebuah bentuk karya seni yang terdiri dari ucapan-ucapan yang indah, penuh imaginatif/khayalan yang mampu menyentuh perasaan seseorang dan mampu memberi pengaruh pada jiwa seseorang.
Batasan sastra Arab pada masa sadr Islam dimulai dari masa kenabian sampai berakhirnya khulafaurrasyidin (1-38H, 622-660M).
Pada periode ini, posisi prosa lebih unggul dari pada puisi, karena prosa dijadikan nabi Muhammad sebagai sarana untuk berdakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Dha’if, Syauqi, Tarikh al-Adab al-Arabi fi Asri al-Islami,(Darul Ma’arif)
Ali Muhinna, Abda’, Diwan Hassan Ibn Tsabit Al-Anshari,(Lebanon:Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1994)
Wargadinata, Wildana dan Fitriani, Laily Sastra Arab Dan Lintas Budaya, (Malang:UIN Malang press, 2008),
http://himasaunpad.blogspot.com/2010/07/sejarah-perkembangan-sastra-arab-masa.html
http://www.acehforum.or.id/showthread.php?t=7794&pagenumber=
http://www.scribd.com/doc/31552799/Pengertian-Sastra-Menurut-Para-Ahli
Power point 5 Khabibi Muhammad Luthfi dalam mata kuliah tarikh adab
Khairawati, dalam PDF Pengaruh Islam Terhadap Kesustraan Arab.
Diposting 13th June 2014 oleh Eko IbnuSoleh
Label: Tarikh Adaby
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment