Pages

Thursday, 3 September 2015

DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN


2..1. DESAIN PENELITIAN 

Hal  terpenting  yang  harus  diperhatikan  peneliti  dalam  menyusun  dan 

memilih  langkah  –  langkah  metodologinya  adalah  menjelaskan  variabel  – 
variabel yang terkait di dalam penelitiannya 

  Ada empat atribut variabel yang perlu dijelaskan yaitu :  
1.  Nama variabel  
  2.  Definisi  
  3.  Klasifikasi 
  4.  Instrumen atau cara pengamatannya 
  Jika keempat atribut variabel tersebut telah dijelaskan, dapat dikatakan 
bahwa variabel penelitian telah dioperasionalkan. Hanya variabel – variabel 
yang  dapat  dioperasionalkanlah  yang  dapat  diteliti.  Variabel  yang  tak 
teroperaionalkan tidak dapat diteliti. 
  Variabel penelitian sedikitnya dapat digolongkan ke dalam kelompok 
variabel diskrit, pengklasifikasiannya akan bersifat nominal atau kategorial 
atau  saling terpisah,  seperti  variabel  jenis  kelamin,  pekerjaan,  agama,  dan 
sebagainya. Bilangan yang bisa dilekatkan pada variabel diskrit adalah 1 atau 
0.  Sedang  untuk  variabel  kontinum,  pengklasifikasiannya  bersifat  ordinal, 
interval atau rasio.

 Klasifikasi ordinal berdasarkan rank, dengan pencatatan 

secara  ordered,  misalnya  :  1.   Untuk  jenjang tertinggi,    
2.   Untuk  jenjang 
dibawahnya, dan  seterusnya. Untuk klasifikasi interval dan rasio, bilangan 
pencatatannya  bergerak  dari  angka  0  sampai  berapa  saja  sesuai  dengan 
penskalaan  yang  digunakan  oleh  peneliti.  Yang  penting  untuk  dipastikan 
bahwa peneliti telah menetapkan kaidah ataunorma yang digunakan sebagai 
dasar pengklasifikasian. 
 3  Dalam penelitian eksperimental, baik eksperimental murni maupun
eksperimental  ex post facto. Variabel – variabel penelitian sering
diklasifikasikan ke dalam variabel terikat dan variabel bebas  serta variabel 
kendali.  Variabel  terikat  merupakan  variabel  perilaku  sebagai  kriterium 
darimana  efek  perlakuan  hendak  dinilai,  sementara  variabel  bebas 
merupakan variabel perlakuan yang efeknya akan dinilai melalui kriterium 
dan  variabel  kendali  merupakan  variabel  yang  dikontrol,  dipersamakan, 
disetarakan, dinetralkan atau dieliminasi efeknya terhadap variabel perilaku. 
Variabel  –  variabel  lain  yang  tidak  diamati  diperlakukan  sebagai  variabel 
ambang. 
  Pentingnya operasionalisasi variabel terletak pada implakasinya dalam 
penentuan  instrumen  atau  cara pengumpulan data penelitian,  serta dalam 
penentuan  rancangan  penelitian.  Instrumen  pengamatan  merupakan  alat 
untuk mengumpulkan data variabel yang diteliti. Instrumen itu bisa berujud 
alat yang sangat sederhana seperti check – list, interview schedule sampai alat 
– alat elektronik yang canggih. Sebagian instrumen mungkir sudah tersedia, 
sebagian  lainnya  belum  tersedia  dan  harus  disusun.  Jika  instrumen  telah 
tersedia  peneliti  harus  mampu  memilih  alat  –  alat  yang  ada  dengan 
memperhatikan 3 syarat : (1).  Relevansi, (2).  Akurasi, (3). Keandalannya. Dua 
syarat pertama masuk dalam syarat validitas, sedang yang ketiga merupakan 
syarat realibilitas. Peneliti wajib membuktikan bahwa ketiga syarat tadi telah 
dipenuhi dalam menyusun instrumen penelitiannya. 
  Ada  syarat  keempat  yang  jika  berhasil  dipenuhi  akan  membuat 
instrumen penelitian menjadi makin baik, yaitu standarized. Persyaratan ini 
menuntut  agar  instrumen  penelitian  telah  ditera  atau  diseragamkan  cara 
penggunaannya. Misalnya ukuran berat, panjang, suhu, dan sebagainya. 
Setelah  menjelaskan  variable  –  variable  yang  terkait  dalam 
penelitiannya, seorang peneliti perlu membuat research design yang umumnya 
memuat  :  (1).  Model struktur sampling, dan  (2).  Model  analisis  data. 
 14Berapa banyak sampel yang akan diteliti, bagaiman mengatur smpel –smpel
itu  sehingga menjadi suatu rancangan sampel yang memadai, akan sangat
tergantung pada permasalahan penelitian dan strategi yang telah ditetapkan 
untuk  memecahkan  permasalahan  tersebut.  Jadi  sebenarnya  merancang 
sampel  hanya  sebagai  tindak  turunan  saja  dari  strategi  penelitian  yang 
ditetapkan, bukan sebaliknya. Namun istimewanya, pengetahuan yang luas 
mengenai rancangan sampel dapat membantu pemilihan strategi penelitian. 
  Dari  sekian banyak rancangan  sampel yang  ada dalam kepustakaan 
bisa dibedakan menjadi 2 bagian besar  :  Rancangan dasar (basic design) dan 
Rancangan  paduan  (combinatorial  design).  Ketepatan  pemilihan  rancangan 
penelitian sangat menentukan presisi infernsi penelitian. 
  Pada dasarnya ada 4 rancangan sampel   : 
1. Rancangan satu sampel, dengan pengamatan satu variable atau lebih. 
2. Rancangan  satu sampel, dengan pengamatan ulangan. 
3. Rancangan  satu  faktor  (single  factor  design),  dalam  rancangan  ini 
digunakan sejumlah sampel yang di klasifikasi atas dasar hanya satu 
variable. 
4. Rancangan facktorial, dalam rancangan ini digunakan sejumlah sampel 
yang di klasifikasikan atas dasar dua variable, tiga variable atau lebih. 
Di samping rancangan diatas terdapat juga rancangan campuran dari 
rancangan  – rancangan  diatas  yang  tiada  lain  merupakan  perluasan  dari 
rancangan  dasar.  Masing  –  masing  rancangan  penelitian  memiliki  model 
analisis sendiri – sendiri, dan setiap model analisis memiliki andaian tertentu. 
Karena  itu  dalam  mempelajari  rancangan  penelitian  sekaligus  dipelajari 
model – model analisisnya serta asumsi – asumsi yang mendasarinya. 
Telah dikemukakan  bahwa  salah  satu dasar  ilmiah  suatu penelitian 
terletak  pada  metodologinya,  dan  dalam  metodologi  itu  kecanggihan 
rancangan penelitian memegang peran sangat penting. Setelah menentukan 
rancangan penelitian maka masalah berikutnya yang harus diperhatikan oleh 
 15peneliti  adalah mengenai sampel. Masalah sampling merupakan masalah
penting dalam setiap penelitian ilmiah, karena  : (1). Penelitian ilmiah sering
dilakukan terhadap sampel,   (2).  Setiap usaha meningkatkan generalisasi 
hasil – hasil penelitian dihadapkan pada kenyataan terjadinya kesalahan yang 
diakibatkan oleh kesalahan sampling,  (3).    Untuk  meningkatkan  kualitas 
hasil  penelitian  diperlukan  pengetahuan  yang  sebaik  –  baiknya  mengenai 
masalah sampling. 

2.2.Arti Proposal Penelitian 
Proposal penelitian adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh 
seseorang atau suatu badan/ perusahaan/ organisasi untuk menghasilkan 
suatu  output tertentu  atau  memberikan  jasa  penelitian  kepada  sponsor 
atau  pendukung.  Adapun  maksud  proposal  penelitian  adalah  sebagai 
berikut: 
1. Untuk  merumuskan  masalah  apa  yang  akan  diteliti  dan  mengapa 
masalah tersebut penting. 
2. Untuk mengkaji upaya penelititan‐penelitian lain yang telah dilakukan 
dalam masalah serupa. 
3. Untuk  menguraikan  jenis  data  yang  diperlukan  dalam  penyelesaian 
masalah dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data 
dan menganalisisnya. 

2.2.1.Jenis Proposal Penelitian 
1. Proposal Internal 
Proposal  internal  yang  kebanyakan dibuat  oleh  sebuah perusahaan 
pada  umumnya  lebih  ringkas  dibandingkan  dengan  proposal 
eksternal.  Biasanya  dilakukan  oleh  staf  perusahaan  atau  bagian 
Litbang (penelitian dan pengembangan). 

 162. Proposal Eksternal
Jenis proposal eksternal dapat dibedakan menjadi proposal pesanan
dan proposal bukan pesanan. Proposal pesanan biasanya harus melalui 
sebuah  persaingan  untuk  mendapatkan  kontrak  atau  dana  dengan 
proposal  yang  diajukan  pihak  lain.  Proposal  bukan  pesanan 
menggambarkan saran dan anjuran peneliti untuk sebuah penelitian 
yang mungkin akan dilaksanakan. 

2.2.3. Manfaat Proposal 
a. Manfaat bagi peneliti 
1. Persamaan Persepsi Permasalahan  
Permasalahan yang akan diselidiki merupakan permasalahan yang 
diinginkan untuk diselidiki oleh manajer. 
2. Orientasi Penelitian Keseluruhan 
Dengan menyusun proposal terlebih dahulu sebelum melaksanakan 
penelitian, peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruh aspek 
penelitian. Data apa saja yang harus dikumpulkan, metoda analisis 
yang  akan  dipergunakan,  serta  waktu  dan  anggaran  penelitian 
semuanya dapat dipersiapan dan dapat diketahui dalam proposal 
penelitian. 
3. Pedoman Pelaksanaan Penelitian 
Dari  proposal  penelitian,  diketahui  kegiatan  apa  saja  yang  akan 
dilakukan  baik  dari  jenis  kegiatan  maupun  waktu  pelaksanaan 
kegiatan.  
4. Kejelasan Kegiatan Penelitian 
Dengan menggunakan proposal yang baik, kegiatan penelitian yang 
akan dilakukan menjadi lebih jelas. Dengan menggunakan proposal, 
efisiensi  waktu  penelitian  dapat  ditingkatkan,  kemungkinan 
 17kesalahan  penelitian dapat dikurangi, dan pad umumnya akan
menghasilkan kualitas penelitian yang lebih tinggi.
5. Kemudahan Evaluasi Penelitian 
Dari  proposal  penelitian  dapat  diketahui  kegiatan  apa  saja  yang 
harus,  tidak  perlu,  atau  tidak  mungkin  dapat  dilaksanakan. 
Pembimbing penelitian, konsumen penelitian, serta pihak lain yang 
terkait dapat  mengetahui  kegiatan  apa  saja  yang  akan dilakukan 
oleh  peneliti  dan  dapat  memberikan  saran  atau  koreksi  sesuai 
dengan fungsi dan kepentingan masing‐masing. 
6. Proteksi Pelaksanaan Penelitian 
Proposal  yang  sudah  disusun  dan  disetujui  berbagai  pihak  yang 
terkait  dapat  menjadi  ”pelindung”  peneliti  dari  permintaan 
perubahan  kegiatan  penelitian.  Dengan  menunjukan  proposal, 
campur tangan dari berbagai pihak lain dapat dihindarkan, karena 
apa yang diminta tidak tertulis dalam proposal. 
7. Persetujuan Peneliti dan Manajer 
Dari proposal akan diketahui batasan sejauh mana informasi yang 
akan diperoleh manajer, sehingga akan dapat mengurangi harapan 
yang akan berlebihan dari manajer. 
b. Manfaat bagi manajer 
1. Jaminan Kualitas Peneliti 
Proposal  penelitian  yang  diajukan  harus  memberikan  informasi 
yang   diinginkan oleh manajer. Hal ini perlu dilakukan  sebelum 
manajemen  mengeluarkan  lebih  banyak  biaya  untuk  kegiatan  
penelitian yang tidak mempunyai nilai manajerial yang cukup. 
2. Persetujuan Metode Penelitian 
Metode  dan  teknik  penelitian  harus  disesuaikan  dengan 
permasalahan  yang  dihadapi  manajer  sebelum  penelitian  akan 
dilakukan. 
 183. Kendali Penelitian
Proposal  akan berfungsi sebagai kendali pelaksanaan penelitian,
sehingga manajer akan dapat memperoleh hasil penelitian dengan 
menggunakan metode dan teknik sesuai dengan apa yang tertulis 
dalam proposal. 
4. Prioritas Penelitian 
Peneliti menyusun daftar preferensi penelitian atas usulan‐usulan 
yang diterima dari manajer. Daftar ini sangat penting bagi manajer, 
terutama  dalam  hubungannya  dengan  kendala  waktu  dan  dana 
yang tersedia untuk penelitian. 
5. Penilaian Informasi 
Dalam rangka penentuan biaya penelitian yang akan dikeluarkan 
oleh  manajemen,  nilai  informasi  penelitian  merupakan  masukan 
yang sangat penting. 

2.2.4.Struktur Proposal Penelitian 
1. Halaman Judul 
Judul penelitian sebaiknya disusun ringkas‐padat dan menarik.  
2. Ringkasan Eksekutif 
Ringkasan  eksekutif  merupakan  salah  satu  bentuk  lain  dari  usulan 
penelitian  yang  disajikan  secara  singkat  dan  padat  sehingga 
memungkinkan  bagi  para  sponsor  untuk  mengetahui  maksud  dan 
tujuan secara cepat dan tepat.  
3. Latar Belakang 
Latar belakang berisi uraian singkat mengenai “lingkungan” di seputar 
masalah yang akan diteliti. 
4. Rumusan Masalah  
Namun  juga  harus  diperhatikan  susunan  paragrafnya,  agar  suatu 
permasalahan  dapat  diuraikan  secara  runtut  dan  focus  dengan 
 19dihasilkannya  kata akhir suatu permasalahan yang dapat ditangkap
dan dimengerti oleh pembaca secara jelas.
5. Tujuan Penelitian 
Bagian ini menjabarkan secara jelas apa saja yang direncanakan untuk 
dilakukan dalam usulan penelitian. 
6. Studi Pustaka 
Bagian ini melihat kembali  semua penelitian yang pernah dilakukan 
sebelumnya ataupun yang sedang dilakukan, yang memiliki hubungan 
dengan penelitian yang akan dilakukan ini. 
7. Manfaat Penelitian 
Penekanan pentingnya dilakukan penelitian ini dapat dijabarkan 
 dalam bagian ini. 
8. Desain Penelitian 
Desain  penelitian  menggambarkan  apa  yang  akan  dilakukan  oleh 
peneliti,yaitu tahapan yang akan dilakukan, informasi mengenai cara 
penarikan  sample  bila  diperlukan  survei  primer,  berapa  besarnya 
sample,  metode  pengumpulan  data,  instrumen  penelitan,  dan 
prosedur teknis penelitan lainnya. 
9. Analisis Data 
Dalam  bagian  ini  perlu  dijabarkan  mengenai  metode  yang 
direncanakan dan dasar teoritis untuk memakai teori tersebut (dalam 
analisis data). 
10. Bentuk Laporan 
Bagian ini memuat kesimpulan  statistik, hasil temuan, rekomendasi, 
rencana  kegiatan,  model,  rencana  strategi,  dan  sebagainya  yang 
merupakan contoh dari bentuk hasil. 
11. Kualifikasi Penelitian  
 20Pada  bagian ini akan menyebutkan siapa saja yang terlibat dalam
pelaksanaan  proses penelitian. Alangkah baiknya apabila disertai
dengan data pribadi atau curiculum vitae dari peneliti. 
12. Anggaran 
Dalam penelitian harus diketahui secara benar pos‐pos apa saja yang 
dianggarkan dalam pelaksanaan penelitian. 
13. Jadwal 
Jadwal  ini  perlu dibuat untuk memperlihatkan  gambaran  mengenai 
kapan  dan  berapa  lama  jangka  waktu  yang  diperlukan  untuk 
melaksanakan setiap langkah dalam penelitian. 
14. Daftar Pustaka 
Semua  kegiatan  penelitian  memerlukan  referensi  atau  kepustakaan 
dari banyak sumber untuk menghindari unsur penjiplakan. 
15. Lampiran 
Lampiran  ditujukan  untuk  memuat  hal‐hal  yang  perlu  dijelaskan 
dalam 
penelitian. 
   
2.2.5.Evaluasi Proposal 
Suatu usulan penelitian dapat dievaluasi secara formal dan tidak formal. 
Evaluasi  formal  didasarkan  pada  kriteria  yang  dibuat  oleh  sponsor 
berdasarkan kebutuhan mereka  sebelum mereka menilai. Evaluasi secara 
tidak formal penilaiannya didasarkan pada  sejauh mana usulan tersebut 
sesuai dengan kebutuhan  suatu proyek beserta kriterianya, tanpa harus 
didokumentasikan secara baik.   
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar suatu usulan 
proposal dapat mendapat perhatian pihak sponsor, yakni sebagai berikut: 
1. Proposal harus ditampilkan secara rapi, terstruktur, dan terorganisasi. 
 212. Topik utama dari proposal hendaknya daoat ditemukan dan dipahami
dengan cepat dan mudah.  
Beberapa pedoman cara penulisan laporan yang baik: 
ƒ Buatlah kalimat sejelas mungkin. Setiap kalimat haruslah diusahakan 
dalam bentuk kalimat tunggal yang  sempurna. Usahakan pula  agar 
setiap paragraf jangan terlalu panjang. Tulislah buah pikiran yang ada 
ke dalam kalimat‐kalimat yang dibagi menjadi beberapa paragraf dan 
gunakan  sub‐bab,  apabila  perlu  untuk  setiap  butir  yang  dianggap 
penting. 
ƒ Berhati‐hatilah  dalam  menggunakan  istilah  (terminology).  Terlebih‐
lebih  dalam  suatu  penelitian  ilmu  social,  sikap  berhati‐hati  dalam 
setiap mengemukakan istilah‐istilah tersebut harus tinggi. Kalau tidak, 
mungkin  dapat  menimbulkan  berbagai  macam  kesalahpahaman. 
Setiap istilah haruslah didefinisikan secara jelas dan konsisten. Istilah‐
istilah  yang digunakan  sebaiknya  juga disesuaikan dengan  sasaran/ 
pembaca laporan. 
ƒ Gunakan tata bahasa, ejaan, dan tanda‐tanda kalimat (koma, seru, titik 
dua,  dan  lain  sebagainya)  yang  baku.  Dengan  demikian  adanya 
kemungkinan  salah  pengertian  antara  penulis  dan  pembaca  dapat 
dihindari. 
ƒ Usahakan menggunakan kalimat langsung dan positif, serta hindarkan 
penggunaan  kalimat‐kalimat  yang  kompleks.  Jangan  menggunakan 
kata‐kata yang tidak berguna dan hindarkan penggunaan istilah yang 
bersifat lokal. 
ƒ Berilah nomor urut pada setiap bab, sub‐bab, tabel dan diagram secara 
konsisten  dan  memadai.  Hindari  cara  pemberian  nomor  urut  yang 
tidak konsisten dan berlebih‐lebihan. 
ƒ Gunakan catatan kaki (footnotes) atau bodynotes. Kalau menggunakan 
footnotes harus secara konsisten, dan beri nomor secara berurutan dan 
 22letakkan  setiap catatan kaki pada bagian bawah di masing‐masing
halaman  yang bersangkutan. Dapat pula kita mengelompokkan
catatan kaki itu di bagian belakang pada akhir laporan asal saja nomor 
urutnya  tetap  konsisten.  Jika  menggunakan  bodynotes  juga  harus 
konsisten, dengan memasukkan tahun saja atau tahun beserta halaman 
yang dikutip 

No comments:

Post a Comment