PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
Sudah menjadi kesepakatan public bahwa tempat bertemunya permintaan dan penawaran dan terjadi transaksi disebutn sebagai pasar. Begitu pula mengenai pasar uang sekalipun berbeda dengan benda lainnya, tetapi juga disebut pasar uang.
Konsep Permintaan dan Penawaran Uang
Berikut ini akan membahas tentang konsep permintaan dan penawaran uang. Postingan ini diharapkan dapat membantu kalian semua dalam memahami sistem pembayaran yang ada di Indonesia.”
Uang memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Tanpa uang, kegiatan perdagangan tidak akan lancar. Tanpa uang kegiatan perdagangan menjadi sangat terbatas serta spesialisasi tidak dapat berkembang. Saat ini semua negara di dunia menggunakan perekonomian uang. Semakin modern suatu negara, semakin penting peranan uang dalam mendorong kegiatan perdagangannya.
Pasar Uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya dimana pemilik dana untuk pinjaman jangka pendek dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkan uang, baik secara langsung ataupun melalui perantara. Dari segi tinjauan kita, pasar uang terdiri dari permintaan dan penawaran Uang. Maksud dari penawaran Uang disini adalah jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang khartal dan uang Giral. Sedangkan permintaan Uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu perusahaan maupun masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai.
1. PERMINTAAN UANG
Seperti yang sudah dijelaskan diatas , permintaan uang itu adalah suatu kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Berdasarkan teorinya, permintaan uang ini dibagi menjadi dua bagian yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian. Sebelum menjelaskan teori kuantitas uang klasik dan teori uang keynesian, kami akan menjelaskan beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya adalah sbb:
a) Pendapatan Rill, semakin tinggi pendapatan permintaan akan uang akan semakin besar. Ini dikarenakan konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.
b) Tingkat Suku Bunga, semakin tinggi suku bunga permintaan akan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi semakin bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik memilih untuk menabung di bank daripada untuk berspekulasi.
c) Tingkat Harga Umum, semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan harga barang dan jasa bertambah mahal, dan untuk membelinya diperlukan uang yang lebih banyak pula dan mengakibatkan permintaan akan uang juga semakin bertambah.
d) Dll
Berdasarkan teorinya permintaan uang (money demand), dibagi menjadi dua, yaitu teori kuantitas uang klasik dan teori uang Keynesian.
a. Teori Kuantitas (Klasik)
Menurut pandangan ekonomi klasik, fungsi uang hanya sebagai alat tukar. Oleh karena itu, jumlah uang yang diminta berbanding proporsional dengan tingkat output atau pendapatan. Jika tingkat output meningkat, jumlah uang yang diminta akan meningkat. Demikian sebaliknya.
Teori kuantitas uang menyatakan bahwa peru bahan nilai uang atau tingkat harga merupakan akibat adanya perubahan jumlah uang yang beredar. Bertambahnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat mengakibatkan turunnya nilai mata uang. Menurunnya nilai mata uang sama artinya dengan naiknya tingkat harga. Pendapat tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut.
MV = PT
Keterangan :
M = jumlah uang yang beredar (Money)/ Jumlah uang yang diminta
V = kecepatan peredaran uang (Velocity Circulation of Money)/ V : Tingkat Perputaran Uang, yaitu maksudnya berapa kali suatu mata uang berpindah tangan dalam satu periode
P = P : Tingkat Harga/tingkat harga-harga umum (Price)
T = jumlah transaksi barang dan jasa (Transaction)/ Volume barang yang menjadi objek transaksi.
Di dalam persamaan tersebut, M sama dengan jumlah uang kertas, logam, dan uang giral yang beredar dalam perekonomian. Kecepatan peredaran uang (V) ditentukan berdasarkan seringnya uang beredar atau berpindah tangan dalam masyarakat selama satu tahun. Nilai P ditentukan berdasarkan indeks harga. Adapun T, menunjukkan transaksi jumlah barang dan jasa yang diperjual belikan. Kecepatan peredaran uang tetap dan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) sudah tercapai. Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah unit barang yang ditransaksikan (T) dikalikan dengan harganya (P) harus selalu sama dengan jumlah uang (M) dengan kecepatan perputarannya (V). Atau dengan kata lain, pembayaran yang dilakukan oleh pembeli ( total pengeluaran = MV) adalah identik atau sama dengan penerimaan oleh penjual (nilai barang yang dibeli= PT). Untuk lebih jelasnya Irving fisher merumuskan teorinya di dalam persamaan yang sederhana, yaitu sbb:
1) Teori Kuantitas Uang ( Teori Uang Klasik )
Teori kuantitas uang disebut juga dengan teori Uang Klasik. Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai beberapa hal yang mempengaruhi permintaan akan uang, diantaranya adalah pendapatan rill, tingkat suku bunga dan juga tingkat harga. Namun pada teori kuantitas uang ini, Irving fisher mengasumsikan bahwa keberadaan akan uang pada hakikatnya adalah flow concept, yaitu tingkat permintaan uang tidak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, akan tetapi besar kecilnya permintaan uang ditentukan oleh besarnya kecepatan perputaran uang tersebut, selain itu tingkat harga dalam teori ini juga berpengaruh. Teori ini didasarkan pada hukum SAY yaitu bahwa ekonomi akan selalu berada dalam full employement.
b. Teori Permintaan Uang Keynes
J. M. Keynes
Menurut Teori Keynes ada tiga motivasi orang memegang uang, yaitu untuk transaksi, berjaga-jaga, dan memperoleh keuntungan.
1) Motif Transaksi (Transaction Motive)
Setiap orang yang bekerja ingin memperoleh upah atau uang untuk membeli (transaksi) barang-barang kebutuhannya. Masyarakat me megang uang dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan transaksi sehari-hari. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, artinya jika pendapatan meningkat, kebutuhan uang untuk bertransaksi akan meningkat.
2) Motif Berjaga-jaga (Precaution Motive)
Hal lain yang memotivasi orang memegang uang, yaitu persiapan untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau yang tidak terduga. Misalnya, sakit atau mengalami kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga-jaga berhubungan positif dengan pendapatan. Jika pendapatan me ningkat, jumlah uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.
3) Motif Mendapatkan Keuntungan (Speculation Motive)
Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut sebagai motivasi spekulasi. Misalnya, membeli surat-surat berharga seperti obligasi dan saham perusahaan. Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan asumsi bahwa uang merupakan aset finansial yang dapat dimiliki masyarakat. Aset lainnya, yaitu obligasi (surat utang yang disertai janji memberikan pendapatan bunga). Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Hubungan antara tingkat bunga dan permintan uang berbanding terbalik berdasarkan pertimbangan memperoleh keuntungan (spekulasi).
2) Teori Permintaan Uang Keynes
Permintaan uang dalan teori ini dikemukakan oleh John Maynard Keynes, teori ini berbanding terbalik dengan teori kuantitas uang. Kalau pada kuantitas uang tidak diperlukannya tingkat suku bunga, lain halnya dengan teori ini, di dalam teori ini tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga.
Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memeroleh keuntungan. Permintaan uang menurut John Maynard Keynes ini adalah sejumlah uang yang diminta masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga, dan juga unutk spekulasi di dalam sebuah perekonomian.
Menurut Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi tingkat permintaan uang, diantaranya yaitu :
a Motif Transksi ( Transaction Motive )
b Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
c Motif Spekulasi ( Speculative Motive)
Dikarenakan adanya tiga motif inilah yang menyebabkan timbulnya tiga macam demand terhadap permintaan uang. Diantaranya yaitu ;(1) Demand Untuk Transaksi,(2) Demand untuk Keperluan Berjaga-Jaga, (3) Demand untuk Keperluan Spekulasi
a. Motif Transaksi ( Transaction Motive )
Motif ini timbul karena uang digunakan untuk melakukan pembayaran secara reguler terhadap transaksi yang dilakukan. Besarnya permintaan uang untuk tujuan transaksi ini ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan ( MDt = f(Y) ), artinya semakin besar tingkat pendapatan yang dihasilkan, maka jumlah uang diminta untuk transaksi juga mengalami peningkatan demikian sebaliknya.
b. Motif Berjaga-jaga ( Precautionary Motive )
Selain untuk membiayai transaksi, maka uang diminta pula oleh masyarakat untuk keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Menurut Keynes jumlah uang yang dipegang unutk berjaga-jaga tergantung dari tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka semakin tinggi pula uang yang dipegang untuk berjaga-jaga di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas adapat disimpulkan dengan persamaan sbb ( MDp = f(Y) ).
c. Motif Spekuliasi ( Spekulative Motive )
Pada suatu sistem ekonomi modern dimana lembaga keuangan masyarakat sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uangnya bagi kegiatan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat-surat berharga, seperti obligasi pemerintah, saham, atau instrumen lainnya. Faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan uang dengan motif ini adalah besarnya suku bunga, dividen surat-surat berharga, ataupun capital gain, fungsi permintaannya adalah ( MDs = f(i) ).
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan suku bunga adalah negative. Artinya setiap adanya kenaikan suku bunga, maka permintaan uang untuk spekulasi akan berkurang. Dan begitupun sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka permintaan uang untuk spekulasi akan meningkat. Dari pr=enjelasan ini dapat ditulis dengan persamaan ( N = R/i ), dimana N itu adalah harga/nilai surat berharga, R adalah pendapatan dari surat berharga dan juga i adalah suku bunga dari surat berharga.
MD = MDt + MDp + MDs
Dari ketiga motif diatas, maka formula untuk permintaan uang secara total menurut Keynes adalah:
Atau dapat juga dirumuskan sbb : L = L1 + L2 Dimana :
L1 = L1 (Y)
L2 = L2 (i)
Sehingga :
L = L1(Y) + L2 (i)
L = L (Y, i )
L1 : Permintaan akan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga yang ditentukan oleh pendapatan (Y)
L2 : Permintaan akan uang untukspekulasi yang dipengaruhi oleh tingkat bunga ( i )
2. PENAWARAN UANG
Penawaran uang (money supply) adalah jumlah uang yang beredar. Dalam mempelajari penawaran uang harus dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang yang beredar. Mata uang dalam peredaran adalah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan demikian, mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang beredar, yaitu semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian (mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral pada bank-bank umum).
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).
Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Sangat perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengantanpa kehilangan risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.
a. Kurva penawaran uang
Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang, jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
b. Pergeseran kurva penawaran uang
Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah: Tingkat Bunga
Tingkat bunga, Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu. Selain itu Tingkat Inflasi.
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.Selanjutnya. Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional.
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan, Juga tidak klah pengaruhnya terhadap penawaran uang Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat cadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.
Penawaran uang merupakan suatu variabel ekonomi yang mempengaruhi :
Suku Bunga, Nilai Tukar, Inflasi, dan Output Barang dan Jasa.
Fluktuasi pada penawaran uang akan berdampak pada keuntungan investasi, harga barang dan jasa, dan secara umum pada kesejahteraan/pertumbuhan ekonomi. pada akhirnya bank sentral akan mencoba untuk mengendalikan penawaran uang. Lalu bagaimana bank sentral mengendalikan penawaran uang? sebelum menjawab pertanyaan ini kita harus tahu faktor apa saja yang mempengaruhinya dan bagaimana bank sentral menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar (JUB).
Disini kita akan mengidentifikasi bagaimana proses yang terjadi dari monetary base menjadi penawaran uang. Ada 3 pelaku dalam penawaran uang ini yaitu:
1. Bank Sentral
2. Lembaga Keuangan/Bank Umum
3. Lembaga Keuangan Non Bank
Dalam penawaran uang, memang bank sentral memegang kendali atas monetary base dan money supply tapi hal ini tidak cukup karena bank umum dan lembaga keuangan non bank juga punya peran yang penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar.
3. Menurunkan Kurva LM
Kurva LM menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y) dengan keseimbangan pada pasar uang. Untuk menurunkan kurva LM kita mulai dengan pasar uang.
Penawaran uang money supply (Ms) ditentukan oleh bank sentral. Karena penyuplai uang itu adalah bank sentral. Permintaan uang / money demand (Md) ditentukan oleh tingkat pendapatan. Kesimbangan antara money demand dan money supply katakan pada tingkat bunga 10%. Jadi keseimbangan pasar uang yang pertama terjadi saat tingkat bunga 10% dan tingkat pendapatan Y1.
Kurva LM menunjukkan kombinasi dari i dan Y dengan keseimbangan pada pasar uang yaitu tingkat bunga 10% dan pendapatan sebesar Y1. Jadi point menggambarkan point ketika pasar uang ekuilibrium ditandai pada tingkat pendapatan Y1. Jika pendapatan naik menjadi Y2, maka permintaan barang dan jasa juga naik. Kenaikan permintaan barang dan jasa ini akan menyebabkan transaksi permintaan uang akan naik. Pada kurva ditunjukkan dengan bergeser kurva money demand ke kanan, dengan pendapatan sebesar Y2.
Permintaan uang yang naik, akan menyebabkan bank maupun penerbit bond akan menjual bond. Jika bond dijual, maka harga bond akan turun. Untuk menarik kembali uang yang beredar di masyarakat, maka bank akan menaikkan tingkat bunga, misalkan menjadi 15%. Sehingga di dapat kesimbangan pasar uang yang kedua yaitu saat tingkat bunga sebesr 15% dan pendapatan sebesar Y2.Kedua point ini dihubungkan dan terbentuklah kurva LM.
Jadi menurut teori preferensi likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik. Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan tingkat bunga keseimbangan.
4. Pergerakan dan Pergeseran Kurva LM
Tingkat harga sangat mempengaruhi terjadinya Pergeseran pada Kurva LM. Misalnya adalah sbb:
Adanya perubahan dalam parameter h dan k melalui perubahan slope kurva LM. Jika k naik maka kurva LM akan bergeser ke kiri (begitupun sebaliknya). Jika h naik maka kurva LM akan bergeser ke kanan begitupun sebaliknya.
Adanya perubahan permintaan uang untuk spekulasi otonom (LO). Jika Lo meningkat dan yang lain tetap, kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun ebaliknya.
Adanya perubahan penawaran uang, jika penawaran uang meningkat maka kurva LM akan bergeer ke kanan dan begitupun sebaliknya.
Selain itu peningkatan jumlah uang juga akan menggeser kurva LM kebawah. Hal ini dikarenakan karena keseimbangan di pasar uang bahwa disaaat tingkat penawaran uang rill tertentu, terjadinya peningkatan pendapatan ( yang meningkatkan permintaan terhadap uang) dan yang akan menjadikan peningktan terhadap suku bunga.
Teori penawaran uang, meliputi teori penawaran uang tanpa bank dan teori penawaran uang modern.
a. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori ini merupakan teori yang paling sederhana. Teori ini merupakan gambaran dari sistem standar emas, ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran. Jumlah uang beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat naik atau turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Dalam sistem moneter seperti itu, uang beredar ditentukan oleh proses pasar. Adapun pemerintah, Bank Sentral, ataupun perbankan tidak memiliki pengaruh terhadap besarnya uang yang beredar. Dalam hal ini, penawaran uang hanya bertambah jika orang memproduksi emas (baru). Jadi, jumlah uang beredar bergantung pada perilaku produsen emas. Produsen emas hanya akan memproduksi apabila menguntungkan.
Standar uang yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu standar kertas dan standar logam.
1) Standar Kertas
Standar kertas adalah sistem keuangan yang menggunakan uang kertas sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah dan tidak terbatas, tetapi tidak dapat ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
2) Standar Logam (Metalisme)
Standar logam (metalisme) dibedakan menjadi dua, yaitu standar monometalisme dan standar bimetalisme. Standar monometalisme (satu logam), terjadi jika suatu negara menggunakan standar uangnya hanya satu buah logam mulia. Misalnya hanya menggunakan emas atau menggunakan perak. Sedangkan standar bimetalisme (dua logam), standar ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu standar pincang, standar paralel, dan standar kembar.
Standar pincang adalah standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat pembayarannya.
Standar paralel adalah standar uang yang menggunakan dua logam mulia berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Namun, perbandingan yang berlaku hanya satu macam, yaitu menurut pasar saja.
Standar kembar adalah standar uang yang menggunakan dua logam mulia, berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar uangnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar, dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi: “Bad money always drives out good money”. Artinya, uang yang jelek akan mengusir keluar uang yang baik. Syarat berlakunya Hukum Gresham, yaitu sebagai berikut.
Negara tersebut menggunakan standar kembar.
Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa dan melebur uang emas atau perak.
Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah serta pasar berbeda.
b. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi memiliki peranan moneter yang penting seperti dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang beredar, yaitu otoritas moneter (Bank Sentral). Otoritas moneter merupakan produsen uang inti atau uang primer. Adapun lembaga keuangan (perbankan) merupakan produsen uang sekunder bagi masyarakat. Keduanya berhubungan sangat erat karena uang sekunder (uang giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder diciptakan oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang bank (cadangan bank). Dari uraian tersebut diatas maka penulis menyimpulkan bahwa permintaan dan penawaran uang adalah Pasar Uang sedangkan pasar uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya pemilik dana untuk pinjaman jangka pendek dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkan uang, yakni pihak yang membutuhkan dana untuk pinjaman jangka pendek.
Sumber :
Widjayanto, Bambang , DKK. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1: Untuk SMA/ MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
SUMBER : Buku Ekonomi karangan Mandala Manurung dan Pratama Rahaja www. Google.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment